Internasional
AS Kirim Pesan Jelas ke Suriah, Serangan Udara Sebagai Peringatan Keras ke Iran
Serangan udara jet tempur Amerika Serikat (AS) di Suriah timur menjadi pesan tegas kepada milisi yang didukung Iran di Suriah.
SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON - Serangan udara jet tempur Amerika Serikat (AS) di Suriah timur menjadi pesan tegas kepada milisi yang didukung Iran di Suriah.
Teheran telah menargetkan pasukan AS bulan ini dan beberapa kali lainnya dalam setahun terakhir ini, kata Pentagon, Rabu, (24/8/2022).
Colin Kahl, Wakil Menteri Pertahanan AS mengatakan serangan udara AS telah menargetkan fasilitas milisi Pengawal Revolusi Iran di Suriah timur pada Selasa (23/8/2022) malam.
Dia menegaskan Amerika Serikat tidak akan ragu membela diri terhadap agresi yang didukung Iran.
Dia mengatakan keputusan AS meluncurkan serangan didasarkan pada serangan milisi pada 15 Agustus 2022 di Garnisun Al-Tanf, di mana pasukan AS bermarkas di Suriah selatan.
Khal menjelaskan hal itu berdasarkan bagian drone yang ditemukan.
Baca juga: Pasar Pemberontak di Suriah Utara Terkena Serangan Roket, Sembilan Orang Tewas dan Puluhan Terluka
“Kami percaya, drone itu berasal dari Iran," ujarnya, seperti dilansir AFP, Kamis (25/8/2022).
Pemantau HAM Suriah dan aktivis kolektif Deir Ezzor 24 mengatakan serangan udara itu menargetkan Kamp Ayash.
Dijalankan oleh kelompok Fatimiyoun yang terdiri dari pejuang Syiah dari Afghanistan.
Pemantau HAM melaporkan enam militan Suriah dan asing tewas dalam serangan udara dan Deir Ezzor 24 melaporkan 10 kematian.
Deir Ez-Zor merupakan provinsi strategis yang berbatasan dengan Irak dan memiliki ladang minyak.
Kelompok milisi yang didukung Iran dan pasukan Suriah mengendalikan daerah itu dan sering menjadi sasaran jet tempur Israel dalam serangan sebelumnya.
Baca juga: Kapal Kargo Rusia Pengangkut Gandum Curian dari Ukraina Tiba di Pelabuhan Suriah
Kahl mengatakan serangan udara AS menggarisbawahi terus mengejar negosiasi dengan Iran untuk melanjutkan kepatuhannya dengan kesepakatan nuklir 2015.
Tetapi, pembicaraan itu sama sekali tidak terhubung dengan kesediaan AS untuk melawan ketika diserang.
“Ancaman yang mereka lakukan terhadap orang-orang kami di kawasan atau di tempat lain, tidak terkait dengan di mana pun kami mengakhiri kesepakatan nuklir,” kata Kahl.
“Itu sebenarnya tidak ada hubungannya dengan kemauan dan tekad kami untuk membela diri," ujarnya.
"Dan saya pikir serangan tadi malam adalah komunikasi yang cukup jelas kepada Iran bahwa semua ini berada di jalur yang berbeda," tambahnya/
Komando Pusat militer AS mengatakan serangan disengaja untuk membatasi risiko dan meminimalkan korban.
Baca juga: UNCHR Bela Pengungsi Suriah di Lebanon, Minta Pemerintah Akhiri Kekerasan dan Diskriminasi
Tetapi, tidak menjelaskan target atau korban dari serangan udara, yang menurut militer datang atas perintah Presiden AS Joe Biden.
"Serangan ini diperlukan untuk melindungi dan membela personel AS," kata juru bicara Komando Pusat Kolonel Joe Buccino dalam sebuah pernyataan.
Kahl mengatakan serangan terkoordinasi terhadap dua fasilitas AS di Al-Tanf pada saat yang sama bulan ini memicu kekhawatiran.
“Iran bermaksud melakukan lebih dari ini dan kami ingin membebaskan mereka dari perasaan, ide yang bagus," ujar Kahl.
Dia mengatakan AS awalnya mengidentifikasi 11 target bunker di lokasi.
Tetapi, menyerang sembilan karena ada bukti mungkin ada orang di dekat dua lokasi dan tujuannya tidak menimbulkan korban.
Baca juga: Ahli Teknik Tempur Pasukan Darat Iran Tewas di Suriah
Departemen Keuangan AS mengatakan kelompok Fatimiyoun telah bertempur di banyak pertempuran di Suriah, dan dipimpin oleh Pasukan Quds dari Garda Revolusi Iran.
"Gudang Ayash sangat penting bagi milisi Iran," kata CEO Deir Ezzor 24 Omar Abu Layla kepada The Associated Press.
“Kami berharap Iran akan merespons, baik di Al-Tanf atau mungkin di Irak," ujarnya.(*)