Internasional
Laporan Baru Mengungkapkan Pembantaian Warga Sipil Oleh Rezim Suriah di Daraya 10 Tahun Lalu
Sebuah laporan baru telah mengungkap pembantaian brutal yang dilakukan rezim Suriah terhadap warga sipil di Kota Daraya 10 tahun lalu.
Penyelidik mengumpulkan bukti, pasukan rezim dan milisi Iran dan Hizbullah hadir dan terlibat selama serangan di Daraya, karena seragam dan tanda pengenal.
Para ahli juga mengenali beberapa kekuatan karena persenjataan dan peralatan yang mereka gunakan.
Tim juga mampu mengidentifikasi beberapa individu yang bertanggung jawab.
Baca juga: Arab Saudi Amankan 730.000 Pil Amfetamin di Riyadh, Satu Pasangan Suriah Diamankan
Namun terlepas dari peristiwa yang mengejutkan, pembunuhan tersebut belum menarik perhatian internasional.
Selain referensi kecil dalam laporan PBB tentang Suriah pada tahun 2013, yang menyimpulkan rezim Assad melakukan kejahatan perang.
“Kami memilih untuk menyelidiki pembantaian ini karena ini adalah awal dari penguraian Daraya,” kata Yasmine Nahlawi, spesialis hukum internasional kepada The Guardian.
“Tentara terlibat dalam pertempuran sebelumnya, pergi ke kota dan menembaki para demonstran," ungkapnya.
"Tetapi, ini peristiwa besar pertama yang mengarah ke kampanye yang ditargetkan terhadap kota, pembantaian lebih lanjut, pengepungan dan pemboman." katanya.
Yafa Omar, seorang penyelidik pernah mendengar pemboman Daraya dari Damaskus.
Dia mengatakan jika membiarkan kejahatan ini terjadi di Suriah, itu akan menjadi normal dan itu akan terjadi di tempat lain.
“Orang-orang Suriah yang melakukan ini membuka jalan bagi para korban di negara lain untuk menggunakan alat yang sama untuk mengejar keadilan," jelasnya.
Laporan tersebut menemukan rezim Assad dan sekutunya menembaki Daraya secara besar-besaran pada hari-hari sebelum serangan darat.
Baca juga: AS Kirim Pesan Jelas ke Suriah, Serangan Udara Sebagai Peringatan Keras ke Iran
Seorang saksi mengatakan eskalasi rezim terhadap kota Daraya dimulai pada hari pertama atau kedua Idul Fitri (19 atau 20 Agustus 2012).
Pengeboman menjadi lebih buruk dari biasanya.
“Ada penembakan mortir dan jenis pemboman yang lebih buruk dengan senjata yang tidak kami ketahui, dengan suara baru," ujarnya.
Saksi lain mengatakan giliran daerahnya datang dengan mortir tanpa berhenti.