Berita Abdya
Lama Muda, Penghasil Siput Laut di Abdya, Tapi Harga tak Sebanding Jerih Pencari Bahan Gule Cue Ini
Dusun terasing di Kuala Batee ini sekitar 10 Km dari Blangpidie, ibu kota Kabupaten Abdya.
Penulis: Taufik Zass | Editor: Mursal Ismail
Dusun terasing di Kuala Batee ini sekitar 10 Km dari Blangpidie, ibu kota Kabupaten Abdya.
Laporan Taufik Zass | Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Bagi pemilik rumah makan yang menyediakan gule cue (gulai siput laut) dan kesulitan memperoleh bahan baku siput laut, ada solusinya.
Anda bisa datang langsung ke Dusun Lama Muda, Gampong Lama Tuha, Kecamatan Kuala Batee, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya).
Dusun terasing di Kuala Batee ini sekitar 10 Km dari Blangpidie, ibu kota Kabupaten Abdya.
Jalan menuju dusun tersebut pun saat ini sudah sangat bagus, karena sudah diaspal hotmix saat masa kepemimpinan Bupati Abdya Akmal Ibrahim SH dan Wakilnya, Muslizar MT.
Jalan ke dusun tersebut, selain dari Gampong Krueng Batee, Kecamatan Kuala Batee, juga bisa masuk lewat Gampong Pulau Kayu, Kecamatan Susoh.
Tepatnya melalui jalan masuk menuju Bandara Kuala Batu.
Baca juga: Beli Siput Rp 28 Ribu, Wanita Ini Langsung Kaya Mendadak Setelah Temukan Mutiara Langka di Dalamnya
Minggu (28/8/2022), Serambinews.com datang ke dusun tersebut dan menyaksikan bagaimana cara ibu-ibu di dusun setempat mencari siput laut di bibir kuala.
"Beginilah kerjaan kami nak," kata seorang ibu yang sedang mengumpulkan siput laut ke dalam karung.
Menurutnya, mencari siput laut merupakan pekerjaan sampingan bagi ibu - ibu sekitar.
Jika tidak ada orang yang memesan, mereka kebiasaan ikut suami ke kebun.
"Jika ada orang pesan, kami cari, jika tidak, kami ke kebun," kata pencari siput Kak Nong (45).
Baca juga: Pria Tanpa Busana Terjebak di Hutan Bakau Penuh Buaya, Terpaksa Makan Siput untuk Bertahan Hidup
Diakuinya, jika cuaca seperti sekarang ini, mereka mampu mengumpulkan siput laut 10 - 15 karung ukuran 25 Kg.
Namun jika musim kemarau, menurutnya, siput laut ini sangat sulit dikumpulkan karena jumlahnya terlalu sedikit.
"Harga yang dibeli oleh agen pengumpul sama kami sangat murah, yakni Rp 10 ribu per karung isi 25 kilogram.
Jika mereka tidak menaikkan harga, kami enggak mau cari lagi, mending ke kebun saja," ujar Kak Nong.
Menurut Kak Nong, idealnya harga per karung ukuran 25 kilogram Rp 20 ribu.
Jika dibeli Rp 10 ribu per karung sangat tidak sesuai dengan hasil usaha mereka dibanding memilih berondolan sawit di kebun.
Baca juga: Viral Momen Lucu Pria Bawa Siput Merasakan Kecepatan, Warganet Sebut Pengalaman Tak Terlupakan
"Kalau Rp 10 ribu per karung, lebih untung kami cari berondolan sawit.
Makanya kalau ada agen pengumpul yang sanggup menampung Rp 20 ribu atau Rp 15 ribu per karung bisa datang ke sini, biar kami cari sesuai permintaan," ucap Kak Nong.
Menurutnya, agen yang ingin mencari siput laut di dusun tersebut tidak begitu sulit, sebab jika harganya cocok, semua perempuan di dusun tersebut bersedia untuk mencarinya.
"Bagi agen yang mau beli dengan harga yang cocok bisa datang saja ke sini, semua orang di sini mau mencari siput di Kuala sini," pungkasnya.
Amatan Serambinews.com, Minggu (28/8/2020) sore, ibu-ibu yang beranggotakan delapan orang ini berhasil mengumpulkan 160 karung siput laut yang dikumpulnya dari bibir kuala setempat.
Siput-siput laut yang sudah di kumpulkan itu merupakan pesanan agen dari Banda Aceh. (*)