Berita Abdya
Stunting di Abdya 927 Kasus, Tertinggi Kuala Batee, Ini Data Lengkap Per Kecamatan dan Upaya Dinkes
Jumlah itu tersebar di 13 Puskesmas dalam sembilan kecamatan di Kabupaten Abdya.
Penulis: Taufik Zass | Editor: Mursal Ismail
Jumlah itu tersebar di 13 Puskesmas dalam sembilan kecamatan di Kabupaten Abdya.
Laporan Taufik Zass | Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM|BLANGPIDIE - Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) mencatat, selama Januari-Agustus 2022 jumlah anak yang mengalami stunting di kabupaten tersebut mencapai 927 kasus.
Jumlah itu tersebar di 13 Puskesmas dalam sembilan kecamatan di Kabupaten Abdya.
Berdasarkan data yang diperoleh wartawan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Abdya, Senin (29/8/2022), terhitung per tanggal 28 Agustus 2022 jam 14.00 WIB, jumlah sasaran penanganan stunting di Abdya sebanyak 11.188 anak.
Dari jumlah tersebut, terbagi ke dalam kategori bayi sangat pendek, pendek, normal, dan tinggi. Dari angka tersebut juga ditemukan sebanyak 927 kasus stunting di Abdya.
Jumlah kasus stunting itu berdasarkan hasil input dari 13 Puskesmas di sembilan kecamatan dalam wilayah Kabupaten Abdya.
Baca juga: Roadshow Ketua Umum Dharma Pertiwi, Ketika Istri Panglima TNI Turun Tangan Atasi Stunting di Aceh
Dari 13 Puskesmas tersebut, Puskesmas Kuala Batee terdapat 37 kasus, dan Puskesmas Alue Pisang terdapat 186 kasus.
Dengan demikian, jumlah stunting di Kecamatan Kuala Batee sebanyak 223 kasus.
Kemudian di Kecamatan Babahrot, di Puskesmas Ie Mirah terdapat 55 kasus stunting, sementara di Puskesmas Babahrot 166 kasus.
Jika dikalkulasikan jumlah stunting di Babahrot sebanyak 221 kasus. Hal ini menduduki Kecamatan Babahrot di posisi kedua angka stunting tertinggi di Abdya.
Diposisi tiga jumlah stunting terdapat di Kecamatan Manggeng.
Baca juga: Satukan Ritme Kerja Pencegahan Stunting, BKKBN Rekonsiliasi Satgas PPS di Aceh
Berdasarkan hasil data di Puskesmas tersebut, jumlah stunting 143 kasus.
Kemudian Kecamatan Susoh, di Puskesmas Sangkalan terdapat 10 kasus, sedangkan Puskesmas Susoh sebanyak 82 kasus.
Secara keseluruhan jumlah stunting di Kecamatan Susoh sebanyak 92 kasus.
Kemudian di Puskesmas Kecamatan Alue Sungai Pinang terdapat 67 kasus.
Seterusnya Kecamatan Tangan-Tangan, di Puskesmas Bineh Krueng 45 kasus, Puskesmas Tangan-Tangan 11 kasus, secara keseluruhan jumlah stunting di Kecamatan Tangan-tangan 56 kasus.
Puskesmas Kecamatan Lembah Sabil 51 kasus. Terakhir Puskesmas Kecamatan Blangpidie 43 kasus.
Baca juga: Aceh Peringkat Tiga Nasional Stunting, Prodi OBGYN dan Anestesi FK USK Temui DPRA
Kepala Dinas Kesehatan Abdya melalui Kabid Kesehatan Masyarakat (Kesmas), Herlina STr, Keb kepada wartawan Senin (29/08/2022) mengatakan, jumlah kasus stunting di Abdya saat ini 9,5 persen.
Tahun lalu berada pada posisi 14 kabupaten/kota se-Aceh.
“Untuk tahun ini ada penurunan angka stunting. Tahun lalu kita berada pada angka 14,8 persen, sekarang sudah menjadi 9,5 persen.
Hal ini tidak terlepas dari sosialisasi dan langkah-langkah jitu yang dilakukan di setiap Puskesmas, baik itu melalui Posyandu maupun jemput bola ke sekolah-sekolah,” ujar Herlina.
Ia menjelaskan, ada 10 intervensi spesifik untuk menurunkan stunting. Hal itu terbagi dalam tiga bagian.
Pertama, kata Herlina, untuk remaja putri.
Baca juga: Anak Stunting di Aceh Capai 27.667 Orang, Seluruh SKPA Dilibatkan untuk Penanganan
Pada bagian ini, jelas Herlina, remaja putri harus diberikan tablet tambahan darah (TTD), dan screening anemia atau pemeriksaan kesehatan termasuk kadar hemoglobin siswi kelas 7 dan 10.
Kedua ibu hamil, bagian ini, kata Herlina juga harus benar-benar diperhatikan, baik itu pemeriksaan kehamilan, pemberian TTD dan juga pemberian makanan bagi ibu hamil berupa protein hewani.
Ketiga, balita, bagian ini jelasnya, mencakup pada pemantauan tumbuh kembang, ASI eksklusif sejak lahir hingga 6 bulan, pemberian makanan tambahan protein hewani bagi baduta, tatalaksana balita dengan masalah gizi, dan peningkatan cakupan dan perluasan jenis imunisasi.
“Alhamdulillah, 10 intervensi spesifik untuk menurunkan stunting itu sudah dilakukan di Puskesmas-Puskesmas di Abdya.
Bahkan sosialisasi juga sangat gencar kita lakukan walaupun ada hambatan-hambatan yang kita dapatkan dilapangan,” pungkasnya. (*)