Breaking News

Internasional

Direktur WHO Untuk Pasifik Barat Diberhentikan, Dituduh Rasisme, Kasar dan Tidak Etis

Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Pasifik Barat, Dr Takeshi Kasai diberhentikan tanpa batas waktu dari jabatannya.

Editor: M Nur Pakar
AP
Direktur WHO Pasifik Barat, Dr Takeshi Kasai 

Dalam sebuah surat yang dikirim ke badan pengatur tertinggi badan PBB pada April 2022, Dewan Eksekutif dan para staf menulis bahwa Kasai memerintahkan menghancurkan dokumen yang memberatkan.

Kemudian, menginstruksikan staf TI untuk memantau email semua anggota staf.

Kasai, seorang dokter Jepang yang memulai karirnya di sistem kesehatan masyarakat negaranya sebelum pindah ke WHO, telah bekerja lebih dari 15 tahun.

Pemecatan direktur regional di WHO, bahkan untuk sementara, belum pernah terjadi sebelumnya, menurut Lawrence Gostin, Direktur Pusat Kolaborasi WHO untuk Hukum Kesehatan Masyarakat dan Hak Asasi Manusia di Universitas Georgetown.

“Ada banyak direktur regional yang buruk di WHO, tetapi saya belum pernah mendengar tindakan seperti ini,” kata Gostin.

Baca juga: WHO Sebut DKI Jakarta Sebagai Wilayah dengan Transmisi Penyebaran Covid-19 Tertinggi di Indonesia

Setiap penarikan dukungan dari Jepang untuk Kasai dapat mempercepat pemecatannya.

Seorang pejabat pemerintah Jepang berharap WHO telah melakukan penyelidikan yang adil.

Pemecatan Kasai sangat kontras dengan keengganan WHO di masa lalu untuk mendisiplinkan prilaku tidak etis dan terkadang ilegal.

Termasuk pelecehan seksual yang terungkap selama wabah Ebola di Kongo dari 2018-2020.

Lebih dari 80 penanggap wabah perempuan di bawah WHO dilecehkan secara seksual.

Penyelidikan AP menemukan manajemen senior WHO diberitahu tentang beberapa klaim eksploitasi pada tahun 2019.

Baca juga: Mengerikan, 21 Petugas WHO Terlibat Aksi Pelecehan Seksual Saat Tangani Wabah Ebola di Kongo

Tetapi menolak bertindak, bahkan mempromosikan salah satu manajer yang terlibat.

Tidak ada staf senior WHO yang terkait dengan pelecehan tersebut telah dipecat.

“Reputasi WHO hancur oleh tuduhan itu,” kata Gostin.

Dia menyebut kurangnya akuntabilitas di Kongo benar-benar keterlaluan.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved