Debat Panas Kasus Brigadir J, Mic Ali Ngabalin Dimatikan, Deolipa Yumara: Gitu Aja Ngamuk-ngamuk

Heboh debat panas antara Ali Ngabalin dengan Deolipa Yumara, mantan pengacara Bharada E saat membahas kasus pembunuhan Brigadir J.

Editor: Amirullah
YouTube tvOneNews
Deolipa dan Ali Ngabalin terlibat adu debat soal kasus Brigadir J 

Penulis: Siti Nurjannah Wulandari

SERAMBINEWS.COM - Kasus pembunuhan Brigadir J menjadi perhatian banyak pihak.

Kasus pembunuhan tersebut melibat atasannya Ferdy Sambo dan juga istrinya, Putri Candrawathi.

 

Beredar foto HUT Polri 1 juli 2022. Setelah Ferdy Sambo diumumkan sebagai tersangka oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, beredar foto Putri Chandrawathi pegang tangan Brigadir J.
Beredar foto HUT Polri 1 juli 2022. Setelah Ferdy Sambo diumumkan sebagai tersangka oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, beredar foto Putri Chandrawathi pegang tangan Brigadir J. (Istimewa via Grup WA)

Heboh debat panas antara Ali Ngabalin dengan Deolipa Yumara, mantan pengacara Bharada E saat membahas kasus pembunuhan Brigadir J.

Adu mulut antara Ali Ngabalin dan Deolipa Yumara terjadi saat mereka menjadi bintang tamu dalam acara Catatan Demokrasi yang tayang di kanal YouTube tvOneNews pada Selasa (30/8/2022).

Acara tersebut tengah membahas tentang rekonstruksi 'Sandiwara' Sambo: Menguak Misteri Duren Tiga.

Sebelumnya, Panda Nababan, Mantan Anggota Komisi III DRP RI berpendapat jika kasus Brigadir J ini adalah kesempatan emas bagi Polri untuk bersih-bersih dan evaluasi.

"Inilah kesempatan momentum emas Presiden Jokowi, saat ini Kompolnas yang saat ini Pak Mahfud bilang 'Kerajaan Sambo'. Terus apa kerja Mahfud, apa kerja Kapolri?"

"Seharusnya jadi tugas Mahfud sebagai Kompolnas. Sekarang (Kapolri Listyo Sigit) punya kesempatan emas, buktikanlah (evaluasi) biar tidak terjadi aneh-aneh seperti rekonstruksi tadi. Mudah-mudahan (Kapolri) Sigit dengar kita, tergantung dia punya nyali nggak?" ujar Panda Nababan.

Panda Nababan mengaku Presiden juga perlu tegas tak perlu memperingatkan saja, melainkan menurunkan perintah untuk melakukan perbaikan dan perombakan di tubuh Polri.

Menanggapi pernyataan tersebut, Ali Ngabalin yang tersambung melalui video call mengaku tak terima dengan pendapat Panda Nababan.

"Saya dan bang Panda dan kita semua di sini, kita bukan hakim untuk mengadili polisi, hati-hati lho, polisi institusi negara. Jangan sampai terjadi distorsi bapak, jangan kita seenak perutnya berteriak. Bahwa polisi harus melakukan evaluasi secara internal memang iya. Tapi apa kewenangan kita untuk melakukan itu, berikan kepercayaan pada polisi. Orang-orang ini terproses, jangan dibikin begitu, jangan bikin distorsi," ujar Ali Ngabalin.

Panda Nababan mengaku Ali Ngabalin justru salah paham dengan pendapatnya.

Secara panjang, Ali Ngabalin berkali-kali memperingatkan agar tidak terjadi distorsi dan harus percaya dengan polisi.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved