Internasional

Irak Rusuh, 23 Pendemo Tewas

Bentrokan di Irak terjadi setelah ulama kuat Syiah, yakni Moqtada Al Sadr, mengumumkan akan mundur dari politik

Editor: bakri
AFP
Seorang pria yang membawa bendera nasional Irak menyaksikan kobaran api dari pertempuran sengit kelompok bersenjata di Baghdad, Irak, Selasa (30/8/2022) 

BAGHDAD - Kerusuhan pecah di ibu kota Baghdad, Irak, pada Senin (29/8/2022).

Hingga Selasa (30/8/2022) sore, insiden itu dilaporkan telah menewaskan lebih dari 20 orang.

Diberitakan Kantor Berita AFP, sebanyak 23 pengunjuk rasa telah ditembak mati di "Zona Hijau" Baghdad.

Bentrokan di Irak terjadi setelah ulama kuat Syiah, yakni Moqtada Al Sadr, mengumumkan akan mundur dari politik.

Setelah pengumuman itu, para pengikut loyalnya menyerbu istana presiden Irak dan bentrok dengan kelompok-kelompok saingan.

Ketegangan telah meningkat di Irak di tengah krisis politik yang membuat negara itu tanpa pemerintahan, perdana menteri, atau presiden baru selama berbulan-bulan.

Situasinya meningkat tajam setelah pendukung Sadr menyerbu istana.

Menjelang malam, setidaknya tujuh tembakan dilaporkan terjadi di Zona Hijau Baghdad Irak dengan keamanan tinggi, yang menampung gedung-gedung pemerintah dan misi diplomatik.

Belum diketahui secara pasti siapa yang berada di balik penembakan itu, yang diikuti dengan suara senjata otomatis yang ditembakkan di Zona Hijau.

Merespons kerusuhan Irak, sudah ada negara yang memutuskan untuk menarik warganya dari negara itu.

Baca juga: Bom Targetkan Konvoi Diplomat Australia di Irak, Tidak Ada Korban

Baca juga: Pasukan Keamanan Irak Gagalkan Serangan ISIS di Kirkuk

Kuwait misalnya. Kantor berita negara Kuwait (KUNA) melaporkan pada Senin malam bahwa Kedutaan Besar Kuwait di Irak mendesak warganya di Irak untuk meninggalkan negara itu.

Kedutaan juga meminta mereka yang ingin melakukan perjalanan ke Irak untuk menunda rencana mereka, menyusul meletusnya bentrokan antara kelompok-kelompok Syiah yang bersaing.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Antonio Guterres menyerukan agar semua pihak menahan diri dan mengambil langkah segera untuk meredakan situasi di kerusuhan Irak.

Dalam pernyataan via juru bicaranya, Guterres menyatakan telah memantau dengan keprihatinan aksi protes yang berlangsung di Irak saat ini, di mana para demonstran memasuki gedung-gedung pemerintah.

"Dia menyerukan semuanya tenang dan menahan diri, dan mendorong semua pihak terkait untuk mengambil langkah-langkah segera untuk meredakan situasi dan menghindari kekerasan apa pun," demikian pernyataan Guterres via juru bicaranya, Stephane Dujarric, dikutip dari AFP.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved