Internasional
Irak Rusuh, 23 Pendemo Tewas
Bentrokan di Irak terjadi setelah ulama kuat Syiah, yakni Moqtada Al Sadr, mengumumkan akan mundur dari politik
"Sekretaris Jenderal sangat mendesak semua pihak untuk mengatasi perbedaan mereka dan untuk terlibat, tanpa penundaan lebih lanjut, dalam dialog yang damai dan inklusif dengan cara yang konstruktif ke depan," imbuh pernyataan itu.
PM Irak Puji Sayed Muqtada
Baca juga: Massa Pendukung Ulama Kuat Irak Terobos Zona Hijau dan Menduduki Gedung Parlemen
Perdana Menteri (PM) sementara Irak Mustafa al-Kadhimi memuji Sayed Muqtada al-Sadr sebagai patriot karena menyerukan para pendukungnya untuk mengakhiri protes mereka dan menahan diri dari kekerasan yang telah mengguncang ibu kota Baghdad.
“Seruan Sadr untuk mengakhiri pertumpahan darah menempatkan moral pada semua warga Irak untuk terlibat dalam dialog, “ kata perdana menteri di Twitter.
Misi Bantuan PBB untuk Irak (UNAMI) juga menyambut baik seruan al-Sadr agar para pengunjuk rasa meninggalkan Zona Hijau.
“UNAMI menyambut baik deklarasi moderat terbaru oleh Sayed Muqtada al-Sadr.
Seperti yang dinyatakan kemarin: pengekangan dan ketenangan diperlukan untuk alasan menang,” tulis misi PBB di Twitter.
Namun, Walid Ibrahim, kepala biro Al Jazeera di Baghdad, mengatakan terlalu dini untuk mengatakan bahwa kebuntuan politik Irak sekarang telah berakhir.
Masih harus menunggu apakah para pendukung Sadr mematuhi seruan itu sepenuhnya. (kompas.com/aljazeera.com)
Baca juga: Danau Dukan di Irak Mulai Menyusut, Petani Kurdi Berjuang Melawan Kekeringan
Baca juga: Tim Arkeologi Jerman dan Irak Temukan Kota Kuno Natounia Berusia 2.000 Tahun di Kawasan Otonom Kurdi