Internasional

Irak Rusuh, 23 Pendemo Tewas

Bentrokan di Irak terjadi setelah ulama kuat Syiah, yakni Moqtada Al Sadr, mengumumkan akan mundur dari politik

Editor: bakri
AFP
Seorang pria yang membawa bendera nasional Irak menyaksikan kobaran api dari pertempuran sengit kelompok bersenjata di Baghdad, Irak, Selasa (30/8/2022) 

"Sekretaris Jenderal sangat mendesak semua pihak untuk mengatasi perbedaan mereka dan untuk terlibat, tanpa penundaan lebih lanjut, dalam dialog yang damai dan inklusif dengan cara yang konstruktif ke depan," imbuh pernyataan itu.

PM Irak Puji Sayed Muqtada

Baca juga: Massa Pendukung Ulama Kuat Irak Terobos Zona Hijau dan Menduduki Gedung Parlemen

Perdana Menteri (PM) sementara Irak Mustafa al-Kadhimi memuji Sayed Muqtada al-Sadr sebagai patriot karena menyerukan para pendukungnya untuk mengakhiri protes mereka dan menahan diri dari kekerasan yang telah mengguncang ibu kota Baghdad.

“Seruan Sadr untuk mengakhiri pertumpahan darah menempatkan moral pada semua warga Irak untuk terlibat dalam dialog, “ kata perdana menteri di Twitter.

Misi Bantuan PBB untuk Irak (UNAMI) juga menyambut baik seruan al-Sadr agar para pengunjuk rasa meninggalkan Zona Hijau.

“UNAMI menyambut baik deklarasi moderat terbaru oleh Sayed Muqtada al-Sadr.

Seperti yang dinyatakan kemarin: pengekangan dan ketenangan diperlukan untuk alasan menang,” tulis misi PBB di Twitter.

Namun, Walid Ibrahim, kepala biro Al Jazeera di Baghdad, mengatakan terlalu dini untuk mengatakan bahwa kebuntuan politik Irak sekarang telah berakhir.

Masih harus menunggu apakah para pendukung Sadr mematuhi seruan itu sepenuhnya. (kompas.com/aljazeera.com)

Baca juga: Danau Dukan di Irak Mulai Menyusut, Petani Kurdi Berjuang Melawan Kekeringan

Baca juga: Tim Arkeologi Jerman dan Irak Temukan Kota Kuno Natounia Berusia 2.000 Tahun di Kawasan Otonom Kurdi

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved