Internasional
Kapal Pengangkut Gandum dari Ukraina Tiba di Djibouti, Diangkut Melalui Jalur Darat ke Ethiopia
Kapal pengangkut gandum dari Ukraina dengan tujuan Ethiopia telah tiba di Pelabuhan Djibouti
SERAMBINEWS.COM, ADDIS ABABA - Kapal pengangkut gandum dari Ukraina dengan tujuan Ethiopia telah tiba di Pelabuhan Djibouti
Pengiriman biji-bijian itu menjadi yang pertama dari Ukraina ke Afrika sejak perang dimulai 24 Februari 2022.
Kapal MV Brave membawa 23.000 ton gandum Ukraina menuju negara tetangga Ethiopia, yang sangat membutuhkan bantuan makanan.
Butuh dua minggu untuk melakukan perjalanan ke sini dari Ukraina selatan.
Dilansir BBCNews, Kamis (31/8/2022), gandum ini untuk memberi makan 1,5 juta orang di Ethiopia selama sebulan.
Tetapi itu tidak cukup untuk negara yang menghadapi beberapa tantangan kemanusiaan.
Baca juga: Dua Kapal Pengangkut Gandum Ukraina Tinggalkan Pelabuhan, Puluhan Lainnya Sedang Antre di Laut Hitem
Ukraina dan Rusia mencapai kesepakatan dengan Turki dan PBB bulan lalu untuk membuka koridor yang memungkinkan pengiriman makanan.
Ethiopia, bersama dengan negara-negara lain di kawasan itu, sedang mengalami kekeringan berkepanjangan.
Selain perang saudara yang berlanjut di wilayah Tigray utara, telah menyebabkan sekitar 20 juta orang membutuhkan bantuan makanan.
Sementara, Djibouti merupakan sebuah negara kecil dengan populasi 900.000 orang, tetapi menjadi salah satu pelabuhan tersibuk di benua itu.
Saat ini, para pekerja sudah mulai menaiki kapal berbendera Lebanon untuk menurunkan muatannya yang berharga.
Dua derek raksasa telah ditempatkan untuk operasi tersebut.
Baca juga: Kapal Kargo Rusia Pengangkut Gandum Curian dari Ukraina Tiba di Pelabuhan Suriah
Menurut Program Pangan Dunia (WFP) akan memakan waktu sekitar satu minggu agar gandum dikantongi dan dibawa melalui jalan darat ke Ethiopia.
Organisasi itu telah membayar pengiriman ini untuk mendukung pengungsi dan orang-orang yang terlantar akibat konflik dan kekeringan.
Sebelum perang di Ukraina, WFP memperoleh tiga perempat dari bantuan pangannya dari Ukraina dan Rusia.
"Kami benar-benar perlu melihat peningkatan pengiriman yang datang dari Ukraina, Rusia, dan lainnya," kata Michael Dunford, Direktur WFP Afrika Timur kepada BBC.
Dia menjelaskan hal itu untuk mendukung situasi yang sangat mengerikan di Tanduk Afrika dan seluruh kawasan.
Namun kebangkitan dalam pertempuran antara tentara pemerintah Ethiopia dan sekutu milisi Amhara melawan pasukan Tigrayan dapat menghambat pengiriman bantuan.
Baca juga: Mentan Sebut Harga Mie Instan Bakal Naik 3 Kali Lipat Imbas Gandum Mahal, Benarkah? Ini Kata Mendag
Sejak April 2022, WFP sudah bisa mendapatkan makanan, obat-obatan dan bahan bakar ke Tigray yang terkurung daratan yang berada di bawah blokade pemerintah.
Tapi Dunford mengatakan organisasi ini harus menghentikan pengiriman di wilayah tersebut.
“Saat ini, operasi kami di Tigray sedang dihentikan sementara untuk menilai keamanan dan kemampuan menjangkau penduduk," jelasnya.
"Kondisi sudah menghancurkan karena ada lebih dari 13 juta orang di tiga wilayah utara yang terkena dampak dan membutuhkan bantuan kemanusiaan," tambahnya.
Menurut perkiraan Organisasi Meteorologi Dunia, ada kemungkinan besar kondisi yang lebih kering dari rata-rata di Tanduk Afrika berlanjut.
Artinya, kekeringan terparah dalam lebih dari 40 tahun, yang dimulai pada akhir 2020, tampaknya hampir pasti akan bertahan.
Di Somalia, yang juga berbatasan dengan Djibouti, kelaparan akan segera diumumkan di beberapa bagian negara itu.
Baca juga: Kapal Pengangkut Gandum Ukraina Disterilisasi di Turki, Sebelum Berlayar ke Lebanon
Di seluruh benua, perang di Ukraina telah menambah kesulitan yang harus dihadapi banyak keluarga.
Menurut Bank Pembangunan Afrika, inflasi makanan di benua itu mencapai 40 persen.
Sementara pengiriman terbaru ini memberikan sedikit kelegaan di Ethiopia, gandum tidak akan sampai ke toko dan pasar.
Tetapi PBB berharap itu akan meningkatkan kepercayaan di dalam sektor swasta dengan membuktikan untuk mengirim stok dengan aman dari Laut Hitam ke benua itu.
Sekarang kapal telah berlabuh, akan memakan waktu sekitar satu minggu untuk tiba di Ethiopia.(*)