Doa dan Shalat
Niat dan Tata Cara Shalat Sunnah Rawatib, Simak Juga Keutamaan Menunaikan Shalat Qabliah dan Badiyah
Namun diantara 22 rakaat tersebut, ada beberapa waktu dari shalat sunnah rawatib yang hukumnya sunnah mu'akkad (sunnah yang sangat dikukuhkan atau
Penulis: Yeni Hardika | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM - Berikut lafads niat shalat sunnah rawatib lengkap dengan kautamaannya.
Shalat rawatib merupakan ibadah pengiring shalat fardhu.
Disebut sebagai ibadah pengiring karena shalat rawatib ditunaikan sebelum dan sesudah shalat fadhu (shalat lima waktu).
Shalat sunnah rawatib yang dikerjakan sebelum shalat fardu disebut dengan shalat sunnah qabliyah.
Sedangkan shalat sunnah rawatib yang dikerjakan setelah shalat fardhu disebut dengan shalat sunnah ba'diyah.
Bagi umat muslim, penting untuk mengetahui tata cara mengerjakan shalat sunnah rawatib.
Pasalnya, ibadah ini memiliki keutamaan yang besar, bahkan termasuk dalam salah satu ibadah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan.
Baca juga: Hukum Shalat Sunat Rawatib Qabliyah dan Badiyah, Keutamaannya, Jumlah Rakat dan Bacaan Niat
Bagi yang belum mengetahui bagaimana tata cara melaksanakannya, bisa disimak dalam artikel berikut.
Namun sebelum itu, simak terlebih dahulu mengenai jumlah rakaat shalat sunnah rawatib serta pembagiannya.
Jumlah Rakaat Shalat Sunnah Rawatib
Dikutip dari Buku Risalah Tuntunan Shalat Lengkap karya Drs. Moh.Rifa'i (2015), jumlah rakaat shalat rawatib keseluruhannya ada 22 rakaat.
22 rakaat shalat rawatib ini terbagi ke dalam lima waktu shalat fadhu.
Namun diantara 22 rakaat tersebut, ada beberapa waktu dari shalat sunnah rawatib yang hukumnya sunnah mu'akkad (sunnah yang sangat dikukuhkan atau kuat).
Sementara sebagiannya lagi hukumnya ghairu mu'akkad atau tidak terlalu dikuatkan.
Baca juga: Shalat Fardhu Mana Saja yang Ada Qabliah dan Badiyah? Simak Waktu Pelaksanaan Shalat Sunnah Rawatib
Berikut rincian total 22 rakaat shalat sunnah rawatib (termasuk rawatib mu'akkad dan ghairu mu'akkad) yaitu:
- 2 rakaat sebelum shalat subuh (sesudah shalat subuh tidak ada sunnah qabliah)
- 2 atau 4 rakaat sebelum shalat dzuhur
- 2 atau 4 rakaat sesudah shalat dzuhur
- 2 atau 4 rakaat sebelum ashar (sesudah shalat ashar tidak ada sunnah badiyah)
- 2 rakaat sebelum shalat maghrib
- 2 rakaat sesudah shalat maghrib
- 2 rakaat sebelum shalat isya
- 2 rakaat sesudah shalat isya.
Shalat Sunnah Rawatib Mua'akad
Adapun jumlah rakaat shalat rawatib mu'akkad ini totalnya ada 12 rakaat.
Berikut waktu pengerjaan dan jumlah rakaat shalat sunnah rawatib mua'akad.
- 2 rakaat sebelum shalat subuh
- 2 atau 4 rakaat sebelum shalat dzuhur
- 2 rakaat sesudah shalat dzuhur
- 2 rakaat sesudah shalat maghrib
- 2 rakaat sebelum shalat isya.
Baca juga: Shalat Sunnah Rawatib 12 Rakaat, Apa Saja? Simak Waktu, Niat dan Tata Cara Pengerjaannya
Keduabelas rakaat shalat sunnah rawatib tersebut hukumnya sangat dianjurkan, atau disebut juga dengan shalat sunnah rawatib mu'akkad.
Penjelasan soal jumlah rakaat shalat rawatib mu'akkad ini juga dijelaskan dalam hadist berikut.
"Dari Abdullah bin Umar radhiallahu anhuma dia berkata: “Aku menghafal sesuatu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berupa shalat sunnat sepuluh rakaat yaitu; dua rakaat sebelum shalat zuhur, dua rakaat sesudahnya, dua rakaat sesudah shalat maghrib di rumah beliau, dua rakaat sesudah salat isya’ di rumah beliau, dan dua rakaat sebelum salat subuh.” (HR. Al-Bukhari no. 937, 1165, 1173, 1180 dan Muslim no. 729)
Terkait jumlah rakaat sebelum zuhur, ada riwayat dari Aisyah bahwa jumlahnya 4 rakaat.
"Nabi saw tidak pernah meninggalkan 4 rakaat sebelum salat zuhur dan 2 rakaat sebelum salat subuh.” (H.R. al-Bukhari)
Baca juga: Sengaja Tunaikan Shalat Isya Tengah Malam Agar Sekalian dengan Shalat Tahajud, Bagaimana Hukumnya?
Dalam riwayat lain, dari Ummi Habibah, ia mendengar Nabi bersabda,
"Barangsiapa yang salat (sunah rawatib) 12 rakaat dalam sehari semalam, niscaya dibuatkan bagi mereka sebuah rumah di surga.” (H.R. Muslim).
Shalat Sunnah Rawatib Ghairu Mu'akkad
Sementara itu, yang termasuk shalat sunnah rawatib ghairu mu'akkad, yaitu tambahan selain dari shalat rawatib mu'akkad yang disebutkan di atas, yaitu:
- 2 rakaat setelah shalat dzuhur
- 4 rakaat sebelum shalat ashar
- 2 rakaat sebelum shalat magrib
- 2 rakaat sebelum shalat isya.
Niat Shalat Sunnah Rawatib
Bacaan niat shalat sunnah rawatib pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan bacaan shalat fardu.
Hanya saja, pada niat shalat rawatib, ada penambahan "qabliyatan" (jika dikerjakan sebelum shalat fardhu) atau "ba’diyatan" (jika dikerjakan sesudah shalat fardhu).
Berikut daftar bacaan niat salat sunah rawatib dua rakaat berdasarkan salat fardu yang diiringinya.
1. Niat Salat Rawatib Sebelum Salat Subuh (Qabliah Subuh)
اُصَلِّى سُنَّةَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى
Usholli Sunnatash Subhi Rok’ataini Qobliyatan Mustaqbilal Qiblati Lillahi Ta’ala
Artinya: "Aku niat mengerjakan salat sunah sebelum subuh 2 rakaat, menghadap kiblat karena Allah Ta’ala."
2. Niat Salat Rawatib Sebelum Duhur (Qabliah Dzuhur)
اُصَلِّى سُنَّةً الظُّهْرِرَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى
Ushalli Sunnatadh Dhuhri Rok’ataini Qobliyatan Mustaqbilal Qiblati Lillahi Ta’ala
Artinya: "Aku niat mengerjakan salat sunah sebelum zuhur 2 rakaat, menghadap kiblat karena Allah Ta’ala."
3. Niat Salat Rawatib Sesudah Dzuhur (Ba'diyah Dzuhur)
اُصَلِّى سُنَّةً الظُّهْرِرَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى
Ushalli Sunnatadh Dhuhri Rok’ataini Ba’diyah Mustaqbilal Qiblati Lillahi Ta’ala
Artinya: "Aku niat mengerjakan salat sunah sesudah zuhur 2 rakaat, menghadap kiblat karena Allah Ta’ala."
4. Niat Salat Rawatib Sesudah Magrib (Ba'diyah Magrib)
اُصَلِّى سُنَّةً الْمَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى
Usholli Sunnatal Maghribi Rok’ataini Ba’diyah Mustaqbilal Qiblati Lillahi Ta’ala
Artinya: "Aku niat mengerjakan salat sunah sesudah magrib 2 rakaat, menghadap kiblat karena Allah Ta’ala."
5. Niat Salat Rawatib Sesudah Isya (Ba'diyah Isya)
اُصَلِّى سُنَّةً الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى
Usholi Sunnatal Isyaa’i Rok’ataini Ba’diyatta Mustaqbilal Qiblati Lillahi Ta’ala
Artinya: "Aku niat mengerjakan salat sunah sesudah Isya 2 rakaat, menghadap Kiblat karena Allah Ta’ala."
Niat diatas merupakan niat shalat rawatib mu'akkad.
Untuk shalat sunnah rawatib lainnya, niatnya hampir sama.
Hanya tinggal menambahkan "qobliyatan" atau "ba’diyatan" dan mengganti shalat fardhu yang diiringi.
Tata Cara Shalat Sunnah Rawatib
Seperti halnya niat, tata cara shalat sunnah rawatib juga tidak jauh berbeda dengan shalat biasanya.
Namun khusus untuk pengerjaan shalat sunnah rawatib 4 rakaat, sebagaimana dijelaskan dalam Buku Risalah Tuntunan Shalat Lengkap, dianjurkan untuk dikerjakan terpisah dengan 2 salam (tiap 2 rakaat satu salam).
Dianjurkan pula bergeser dari posisi atau tempat shalat fardhu yang baru dikerjakan.
Selain itu, shalat sunnah rawatib dalam pengerjaannya tidak dilakukan secara berjamaah, melainkan sendiri-sendiri.
Tidak juga dengan adzan dan iqamah, serta bacaannya tidak dinyaringkan.
Keutamaan Shalat Sunnah Rawatib
Sholat rawatib juga merupakan salah satu ibadah yang memiliki keutamaan yang besar.
Salah satu keutamaannya ialah sebagai penambal atau penyempurna ibadah shalat fardhu.
Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadist berikut.
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ الْمُسْلِمُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، الصَّلَاةُ الْمَكْتُوبَةُ، فَإِنْ أَتَمَّهَا، وَإِلَّا قِيلَ: انْظُرُوا هَلْ لَهُ مِنْ تَطَوُّعٍ؟ فَإِنْ كَانَ لَهُ تَطَوُّعٌ أُكْمِلَتِ الْفَرِيضَةُ مِنْ تَطَوُّعِهِ، ثُمَّ يُفْعَلُ بِسَائِرِ الْأَعْمَالِ الْمَفْرُوضَةِ مِثْلُ ذَلِكَ
Artinya: “Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali dihisab pada hari Kiamat adalah shalat fardhu. Itu pun jika sang hamba menyempurnakannya. Jika tidak, maka disampaikan, “Lihatlah oleh kalian, apakah hamba itu memiliki amalan (shalat) sunnah?” Jika memiliki amalan shalat sunnah, sempurnakan amalan shalat fardhu dengan amal shalat sunnahnya. Kemudian, perlakukanlah amal-amal fardhu lainnya seperti tadi,” (HR. Ibnu Majah).
Dalam hadis tersebut, shalat sunnah yang dimaksud merupakan semua jenis shalat sunnah.
Ibadah sunnah itu termasuk shalat sunnah rawatib atau shalat sunnah yang mengiringi shalat fardhu.
Sementara itu, dalam salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, disebutkan bahwa bagi siapa saja umat muslim yang menunaikan shalat sunnah rawatib, diberikan ganjaran surga dari Allah SWT.
Berikut Bunyi hadistnya.
مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يُصَلِّي لِلَّهِ كُلَّ يَوْمٍ ثِنْتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً تَطَوُّعًا غَيْرَ فَرِيضَةٍ إِلاَّ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ أَوْ إِلاَّ بُنِيَ لَهُ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ
Artinya: "Jika seorang hamba Allah SWT salat 12 rakaat (sunah) setiap hari, sebelum dan setelah salat wajib, maka Allah SWT akan membangunkannya sebuah rumah di surga atau rumah akan dibangun untuknya di surga." (HR Muslim).
Keutamaan Shalat Qabliyah dan Badiyah Menurut Buya Yahya
Pengasuh Lembaga Pengembangan Da'wah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah, Cirebon, Yahya Zainul Ma'arif, Lc., M.A., Ph.D atau yang akrab disapa Buya Yahya juga pernah memberikan penjelasannya mengenai keutamaan shalat sunnah rawatib.
Dikutip dari BanjarmasinPost.co.id, Buya Yahya menjelaskan, bahwa pada dasarnya semua jenis shalat sunnah memiliki takaran pahalanya masing-maisng.
Namun menurut Buya Yahya, ada satu sunnah ba'diyah yang pahalanya lebih besar daripada shalat tarawih.
Adapun ibadah yang disebut Buya Yahya memiliki pahala yang lebih besar yaitu shalat ba'diyah Isya.
Bahkan, katanya, pahala dari ibadah shalat sunnah ini dapat mengalahkan pahala dari shalat tarawih yang jumlah rakaatnya lebih banyak.
"Tidak bisa dikalahkan dengan shalat tarawih, sebab tarawih itu martabatnya di bawah ba'diyah isya," ujar Buya Yahya sebagaimana dikutip dari BanjarmasinPost.co.id.
Lantas mengapa pahala ba'diyah isya lebih besar daripada shalat tarawih?
Menurut Buya Yahya alasannya karena ba'diyah isya termasuk bagian dari shalat sunnah rawatib.
Buya Yahya pun mengingatkan, dalam beribadah harus memahami ilmu agar ia bisa membandingan antara ibadah yang satu dengan yang lain.
Sehingga keuntungannya, apa yang dikerjakannya sedikit tetapi pahalanya besar.
Termasuk saat bulan Ramadhan tiba, Buya Yahya menyarankan sebaiknya setelah shalat isya berjamaah, terlebih dahulu menunaikan shalat ba'diyah isya sebelum shalat tarawih.
(Serambinews.com/Yeni Hardika)
SEPUTAR IBADAH LAINNYA
UPDATE BERITA LAINNYA DI SINI