Info Singkil
Berperahu Membelah Sungai Singkil Melihat Kerajinan Sulam Kasab Manik-manik Khas Kuala Baru
Keduanya untuk pertama kali naik perahu kayu menelusuri sungai selebar 300 meter yang dikenal sebagai tempat buaya bersarang.
Penulis: Dede Rosadi | Editor: Nurul Hayati
Pengrajin lainnya yang ditemui Lismawati di Desa Kuala Baru Sungai.
Baca juga: Singkil Menuju Kota Adipura, Ratusan Relawan Bersihkan Pantai
Di rumah Lismawati, terlihat belasan kaum ibu sedang menyelesaikan kerajinan kasab manik-manik untuk perlengkapan pernikahan.
"Perlengkapan pernikahan komplit harganya Rp 3,5 juta, ini pesanan yang sedang dikerjakan," kata Lismawati.
Selain untuk perlengkapan acara adat pernikahan, pengrajin sulam kain kasab manik-manik Kuala Baru, telah memodifikasi karyanya.
Langkah ini agar hasil karya diterima pasaran.
Tak mengherankan di rumah pengrajin, terdapat cindera mata bermotif khas Kuala baru.
Umpamanya selendang, taplak meja, sarung bantal, hiasan dinding dan aksesoris rumah tangga lainnya.
Dekaranasda Aceh Singkil, melakukan pembinaan terhadap pengrajin sulam kasab manik-manik Kuala Baru.
Hasilnya patut berbangga dengan menjadi juara satu kategori desa binaan tingkat Provinsi Aceh.
Baca juga: VIDEO - Masjid Taqwa Padang Kasab Peulimbang Bireuen Dibangun Baru
Tradisi calon pengantin
Sulam kain kasab manik-manik, merupakan tradisi calon pengantin perempuan asal Kuala Baru.
Dahulu calon pengantin perempuan, harus menyulam sendiri keperluan perlengkapan pernikahan seperti baju pengantin dan tempat tidur.
Tradisi itu bertahan turun temurun.
Inilah yang menyebabkan kerajinan tradisional Kuala Baru bertahan tidak tergerus zaman.
Tak mengherankan jika gadis-gadis Kuala Baru, memiliki keahlian menyulam kasab manik-manik dan kasab benang emas.