Toleransi
FKUB Aceh Bantah Survei yang Sebut Sabang Kota dengan Indeks Toleransi Terendah di Indonesia
Menurutnya, Riset yang digunakan Setara Institute membuat pihaknya gagal paham indikator yang digunakan, sehingga beberapa daerah indeks kerukunan din
Penulis: Aulia Prasetya | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Aulia Prasetya I Sabang
SERAMBINEWS.COM, SABANG - Pada Tahun 2021, Kota Sabang masuk daftar 10 kota dengan indeks toleransi terendah di Indonesia menurut riset Setara Institute.
Riset ini menerapkan sistem skor dengan rentang skala 1-7. Semakin tinggi skornya, kondisi toleransi dianggap semakin baik.
Setara Institute menggunakan empat variabel dengan delapan indikator untuk mengukur tingkat toleransi di antaranya Regulasi Pemerintah Kota, Tindakan Pemerintah, Regulasi Sosial dan Demografi Agama.
Adapun Kota Sabang mendapatkan skor 4,373 dari 7.
Skor ini masuk peringkat keenam terendah dari 94 kota di seluruh Indonesia yang diteliti oleh Setara Institute.
Sedangkan posisi pertama toleransi terendah di Indonesia adalah Depok dengan skor 3,577 dari 7.
Kemudian untuk posisi kedua Banda Aceh dengan skor 4,043 disusul Cilegon 4,087, Pariaman 4,233, Langsa 4,363, Sabang 4,373, Padang Panjang 4,440, Padang 4,460, Pekanbaru 4,497 dan terakhir di peringkat sepuluh Makassar dengan skor 4,517.
• Toleransi kepada Muslim, Bundesliga Hentikan Laga Demi Satu Pemain Buka Puasa
Menanggapi hal tersebut, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Aceh Hamid Zein SH MHum saat ditemui Serambinews.com Sabtu (17/9/2022) malam pada pembukaan Raker FKUB Aceh di Sabang Hill Hotel membantah survei tersebut.
Menurutnya, Riset yang digunakan Setara Institute membuat pihaknya gagal paham indikator yang digunakan, sehingga beberapa daerah indeks kerukunan dinyatakan rendah. Padahal dalam kenyataaannya rukun-rukun saja.
“Kami dan kita semua tentunya kecewa atas survey yang dilakukan oleh lembaga Setara Institute yang menyatakan Indek Kerukunan di beberapa daerah di Aceh masih rendah, termasuk Kota Langsa, Kota Sabang dan Kota Banda Aceh,” ungkap Ayah, sapaan Hamid Zein di kalangan wartawan.
• China Kembali Melihat Lonjakan Kasus Virus Corona, Kampanye Nol Toleransi Kasus Tetap Dilanjutkan
Dia sebutkan interaksi kehidupan umat beragama di Aceh secara umum baik - baik saja.
Bila ada friksi yang muncul, lebih pada cara pandang yang tidak sama , penafsiran yang berbeda dan terkadang didompleng oleh berbagai kepentingan pribadi dan kelompok, terlebih kepentingan politik.
"Hal terpenting bagi kita KUB adalah bagaimana hubungan antar umat beragama yang dilandasi toleransi, saling pengertian dan saling menghormati dalam pengamalan ajaran agama serta kerja sama dalam kehidupan bermasyarakat," ucapnya.
Menurut Ayah, eksistensi kerukunan ini sangat penting, disamping karena merupakan keniscayaan dalam konteks perlindungan hak asasi manusia (HAM), juga karena kerukunan ini menjadi prasyarat bagi terwujudnya integrasi nasional, dan integrasi ini menjadi prasyarat bagi keberhasilan pembangunan nasional.(*)
• Sosok Ipda Arsyad, Orang Pertama Datangi TKP Pembunuhan Brigadir J, Ternyata Putra Anggota DPR RI
• Kadiskes: 492 Tenaga Kesehatan di Aceh Jaya Sudah Terima Vaksin Keempat