Kupi Beungoh
Aceh dan Kepemimpinan Militer (X) - Iskandar Muda: “Imitatio Alexandri”
Keterkaitan antara Iskandar Agung dan Iskandar Muda kembali dipertegas dalam Bustanus Salatin yang ditulis oleh Nuruddin Ar-Raniry.
Keterkaitan antara Iskandar Agung dan Iskandar Muda kembali dipertegas dalam Bustanus Salatin yang ditulis oleh Nuruddin Ar-Raniry pada masa Iskandar Thani.
Dalam Bustanus Salatin (Jelani 2009) geneology Sultan Aceh Iskandar Muda ditarik jauh ke belakang, terhubung dengan Raja Delhi, dinasti Abassiyah, Arab, Mesir, dan bahkan bertautan dengan Yunani dan Roma.
Keterkaitan itu bersinggungan dengan raja-raja Persia, Iskandar Agung, dan berketerusan dengan turunnya Nabi Adam AS ke muka bumi.
Bagian akhir dari hikayat Aceh menegaskan kesamaan Iskandar Muda dengan Iskandar Agung, tidak dari kacamata Aceh, namun dengan menggunakan narasi utusan Sultan Ottoman yang berkunjung ke Aceh, Celebi Ahmad dan Celebi Ridwan.
Kutipan hikayat iu berbunyi respons Sultan Ottoman-Selim I tentang Iskandar Muda dan Aceh yang berbunyi:
“Hai kamu segala wazir, pada bicaraku pada zaman dahulu kala jua dijadikan Allah Taʿala dua orang raja Islam yang amat besar dalam dunia ini, seorang Nabi Allah Sulaiman, seorang Raja Iskandar juga, seperti sembah Celebi Ahmad dan Celebi Ridwan ini.
Maka pada zaman kita sekarang ini pun ada jua dijadikan Allah Taʿala dua orang raja yang amat besar dalam ʿalam dunia ini. Maka yang daripada pihak maghrib kitalah raja yang besar, dan daripada pihak masyrik itu Seri Sultan Perkasa ʿAlam raja yang besar dan raja yang mengeraskan agama Allah dan agama Rasul Allah”.
Terhadap dua uraian dalam Hikayat Aceh itu, baik tentang keterkaitan darah, maupun komparasi kehebatan kerajaan klasik kuno, Raja-Nabi Sulaiman dan Iskandar Agung dengan Ottoman dan Aceh memperlihatkan tentang betapa Iskandar Muda, menempatkan siapa dirinya.
Tidak hanya itu, walaupun dalam koresponden dengan kerajaan Ottoman ia menyebutkan ia rela Aceh menjadi negara vassal- protektorat dan bahagian dari imperium Ottoman.
Namun di dalam Hikayat Aceh gambaran itu terbalik seratus delapan puluh derajat.
Dalam versi hikayat Aceh, Aceh setara dengan Ottoman, dengan menggunakan statemen raja Ottoman itu sendiri.
Pertanyaan besar yang layak diajukan adalah bagaimana asal muasal sehingga Iskandar Muda diasosiasikan atau bahkan mengasosiasikan dirinya dengan Iskandar Dhul Qarnayn.
Seperti diketahui semua asosiasi dengan Iskandar Agung, baik imitatio- menjiplak, eumulatio- menyamakan, atau comparatio-membandingkan pada umumnya ditemui dalam kisah epik sastrawi yang mengagabungkan antara fakta daam bentuk narasi sejarah yang bercampur dengan epik, dan mitos atau legenda.
Uraian sastrawi pertama tentang Iskandar Agung- Alexander Romance, awalnya ditulis dalam bahasa Yunani oleh sejarawan-sastrawan kerajaan pada masa itu, Callisthenes yang sekaligus keponakan Arostoteles.
Seperti diketahui Aristoteles sendiri diceritakan adalah guru Iskandar Agung pada umur 12 tahun.