Jumat Mubarak
Pentingnya Menjaga Lisan dan Tulisan di Era Digital dengan Bertabayyun Terhadap Informasi
“Janganlah menelan mentah-mentah setiap berita yang ada.Diperiksa terlebih dahulu. Jika tidak ada sumber yang falid, sebaiknya itu ditinggalkan saja,"
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
Pentingnya Menjaga Lisan dan Tulisan di Era Digital dengan Bertabayyun Terhadap Informasi
SERAMBINEWS.COM – Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadis memerintahkan kepada umatnya untuk senantiasa berkata yang baik.
Ketika seseorang tidak mampu berbicara yang baik, maka hendaklah dia diam.
Jangan sesekali mengungkapkan perkataan yang jauh dari kebenaran sehingga bisa menambah dosanya.
Demikian disampaikan Ketua Bidang Hubungan Masyarakat Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) Aceh, Tgk Saiful Hadi MT dalam program ‘Jumat Mubarak’ yang ditayangkan secara langsung di Youtube Serambi On TV dan Facebook Serambinews.com, Jumat (23/9/2022).
Program yang mengangkat tema “Pentingnya Menjaga Lisan dan Tulisan di Era Digital” ini dipandu presenter Serambi On TV, Suhiya Zahrati.
Baca juga: Perlu Perhatian Serius dalam Penerapan Pendidikan Islam di Aceh
Tgk Saiful mengatakan, dalam Kitab Matan Arbain Majelis Utsmaniyah disebutkan bahwa yang dimaksud dengan perkataan yang baik adalah kata-kata baik yang keluar dari seseorang dan didengarkan oleh orang lain kemudian bertambahlah keimananya.
“Sehingga kita tidak mampu berkata hal demikian, maka alangkah baiknya kita cukup diam saja,” terangnya.
Ilmu pengetahun merupakan hal yang utama bagi seseorang agar menjaga lisannya.
Sebab tanpa adanya ilmu ini seseorang bisa saja berkata-kata tanpa memiliki dasar dan kebenaran.
“Maka penting sekali dipikirkan apa efek yang akan ditimbulkan ketika kalimat atau tulisan di media sosial,” tambahnya.
Baca juga: Prof Azra, Aceh dan Islam Kosmopolitan
Tgk Saiful dalam penjelasanya mengutif QS Al Hujurat ayat 6, yang artinya
“Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu,"
Artinya, kata dia, Islam telah mengajarkan untuk bertabayyun.
“Janganlah menelan mentah-mentah setiap berita yang ada. Diperiksa terlebih dahulu. Jika tidak ada sumber yang falid, sebaiknya itu ditinggalkan saja,” katanya.
Karena itu, Tgk Saiful yang juga Laboran pada Prodi Arsitektur UIN Ar-Raniry, meminta kepada setiap orang agar tidak panik dan jangan sesekali menyibukkan diri terhadap sesuatu informasi yang tidak jelas sumbernya. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)
Baca juga: Beredar Video Sekjen Partai SIRA di Tengah Kepungan Massa, Berawal dari Perselisihan Pemilik Salon