Mata Lokal Memilih

Prabowo Tertawa Soal Isu Jokowi Cawapres, Ingatkan PKB Agar Tidak 'Mbalelo'

Menteri Pertahanan RI (Menhan) Prabowo Subianto menyikapi soal adanya wacana menduetkan dirinya dengan Joko Widodo (Jokowi) dalam pemilihan presiden

Editor: bakri
Unggahan Ajudan Prabowo Subianto. Instagram/@rizky_irmansyah
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) bersama Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (kanan) melakukan hormat 

JAKARTA - Menteri Pertahanan RI (Menhan) Prabowo Subianto menyikapi soal adanya wacana menduetkan dirinya dengan Joko Widodo (Jokowi) dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Dalam wacana tersebut, Prabowo Subianto akan diusung sebagai calon presiden (capres), sedangkan Jokowi sebagai calon wakil presiden (Cawapres).

Mendengar pertanyaan awak media soal wacana tersebut, Ketua Umum Partai Gerindra itu tertawa seraya mengungkap kalau kemungkinan yang demikian bisa saja terjadi.

"Hahahaha, ya semua kemungkinan kita hormati.

Ada saja, terima kasih," kata Prabowo sambil tertawa saat ditemui awak media di Gedung Nusantara II, Kompleks DPR/MPR RI, Senayan, usai rapat bersama Komisi I DPR RI, Senin (26/9/2022).

Tak hanya itu, Prabowo juga menanggapi soal adanya kemungkinan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin maju dalam Pilpres dengan Puan Maharani.

Sebagaimana diketahui, Gerindra dengan PKB memang telah terlihat mesra menjalin komunikasi, bahkan digadang-gadang akan melakukan koalisi dengan mengusung kedua ketua umum partai tersebut sebagai pasangan capres-cawapres.

Menyikapi hal itu, Prabowo menyinggung soal kesepakatan yang sudah dijalin oleh Gerindra dengan PKB.

Namun dirinya menghormati apa pun yang menjadi keputusan Cak Imin.

"Ya itu hak beliau (Cak Imin, red), tapi kan kita sudah ada kesepakatan," bebernya.

Baca juga: Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo: Ilmu Pak Jokowi di Atas Saya

Baca juga: Prabowo Janji Tak Lupa Pesantren dan Para Kiai

Meski begitu, mantan Danjen Kopassus tersebut menyatakan, sejauh ini pihaknya masih terus menjalin komunikasi dengan Cak Imin.

Bahkan, sebagai bagian dari dinamika politik, perkembangan yang akan terjadi nantinya juga masuk dalam diskusi antara keduanya "Ya ini kan perkembangan berjalan terus kita ikuti kita diskusi terus sama beliau," tukas dia.

Diketahui Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebut pernah disurati agar diduetkan pada pilpres 2024.

Hal itu diungkapkan Koordinator Sekretariat Bersama (Sekber) Prabowo-Jokowi, Ghea Giasty Italiane saat wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra di Kantor Tribun, Jakarta, Senin (26/9/2022).

Ghea mengatakan, pihaknya mendapat respon ketika menyurati pihak Prabowo meski tidak menyatakan menerima juga menolak dukungan tersebut.

"Tidak menolak juga tidak menerima juga yang penting mereka terima kasih aja karena ternyata masih banyak yang mau mendukung beliau berdua untuk maju bersama," kata Ghea.

PKS Tolak Pilpres Dua Pasangan Calon

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menolak skenario Pilpres 2024 hanya diikuti dua pasangan calon yang belakangan ini ramai menjadi perdebatan.

Baca juga: Tim Pembela Jokowi Aceh Sesalkan Pelaporan Gerindra ke Polda Soal Poster Prabowo dan Joko Widodo

Wacana tersebut dinilai bakal membatasi tokoh nasional berkualitas yang ingin maju pencalonan presiden.

Ketua Departemen Politik DPP PKS Nabil Ahmad Fauzi juga menegaskan sejak awal partainya konsisten memperjuangkan Pilpres agar diikuti lebih dari dua paslon.

"PKS ingin banyak tokoh nasional berkualitas yang ikut berlaga dalam Pilpres 2024.

Masyarakat harus diberikan banyak pilihan untuk memilih presiden," kata Nabil saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (26/9/2022).

"Kami meyakini bahwa negeri ini memiliki banyak stok pemimpin yang memiliki kredibilitas, integritas, dan akseptabilitas untuk memimpin Indonesia ke depan," lanjutnya.

Nabil mengungkapkan Pemilu 2024 bisa menjadi momentum bagi partai politik untuk membangun iklim politik yang lebih bersih.

Salah satunya menghilangkan politik identitas ekstrem yang selama ini masih kerap menjerat.

Ia juga menilai upaya perbaikan iklim politik tersebut dapat dilakukan dengan memperbanyak pilihan bagi masyarakat, termasuk untuk memilih presiden-wakil presiden dalam Pilpres 2024.

"Selain itu PKS ingin dengan banyaknya calon presiden, maka itu tanda dari berfungsinya peran parpol sebagai wadah kaderisasi kepemimpinan nasional serta mencegah parpol hanya sekadar menjadi perahu politik yang disewa sementara," jelas Nabil.

Di sisi lain, politisi PKS itu juga menyinggung angka presidential threshold (PT) di Indonesia yang terlalu tinggi.

Baca juga: Oknum TNI Penodong Pistol di Tol Jagorawi Diamankan, Jubir Menhan Prabowo Minta Maaf

Menurutnya, angka PT 20 persen menghambat potensi lebih dari dua paslon.

Sebelumnya, isu tersebut mencuat karena pernyataan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) soal dugaan Pilpres 2024 diatur agar hanya diikuti dua pasangan calon.

SBY menyampaikan hal tersebut pada 17 September lalu.

Namun, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto lebih dulu menyampaikan bahwa pihaknya ingin Pilpres 2024 hanya diikuti dua pasangan calon.

Dia menyampaikan itu pada Desember 2021.

Menurutnya, semakin banyak pasangan capres-cawapres yang berkontestasi akan membuka ruang Pilpres 2024 berlangsung dua putaran dan menambah beban rakyat untuk memikul biaya penyelenggaraan. (tribun network/riz/wly/cnnindonesia.com)

Baca juga: Muncul Kerajaan King of The King,Klaim Ada Uang Rp 60.000 T, Tugaskan Prabowo Beli 3 Ribu Jet Tempur

Baca juga: Disinggung soal Pilpres, Gerinda yang Jagokan Prabowo Siap Lawan Airlangga Hartarto

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved