Berita Pidie

30 Ekor Gajah Rusak Padi Warga Pidie, BKSDA : Perlu Pembagian Ruang

Kawanan gajah liar berjumlah sekitar 30 ekor merusak puluhan hektare tanaman padi di Blang Kemeuy, Gampong Alue, Kecamatan Titeu, Pidie

Editor: bakri
For Serambinews.com
Padi petani di Kecamatan Titeu, Pidie, Sabtu (8/10/2022), diobrak abrik gajah liar. 

SIGLI - Kawanan gajah liar berjumlah sekitar 30 ekor merusak puluhan hektare tanaman padi di Blang Kemeuy, Gampong Alue, Kecamatan Titeu, Pidie, Sabtu (8/10/2022).

Satwa dilindungi itu diperkirakan sudah 16 hari merusak tanaman padi petani dan masih bertahan di dekat areal persawahan.

Camat Titeu, Fakhruddin SSos, kepada Serambi, Sabtu (8/10/2022) mengatakan, kawanan gajah telah 16 hari merusak tanaman padi warga, padahal padi tersebut akan dipanen yang dua pekan lagi.

Saat ini, kawanan gajah berjumlah 30 ekor masih bertahan di kawasan perkebunan warga, meski telah digiring melibatkan BKSDA, Rangger dan masyarakat.

Namun, sebut Fakhruddin, kawanan gajah justru datang lagi pada malam hari.

Pun begitu, penggiringan terus dilancarkan sehingga satwa langka itu betul-betul keluar dari Kecamatan Titeu.

"Pantauan warga ada sekitar 30 ekor gajah liar yang merusak tanaman padi warga yang siap dipanen.

Lokasinya didekat waduk di Titeu," ungkapnya.

Ia menjelaskan, kawanan gajah liar beraksi pada malam hingga padi hari, dengan sasaran tanaman padi dan tanaman produktif lainnya.

Baca juga: Pusat Kajian Sejarah dan Ideologi Unsam Temukan Bekas Benteng Pertahanan Gajah Mada di Aceh Timur

Baca juga: Warga Cot Cantek Takut ke Kebun, Gajah Liar Masih Bertahan

Gangguan satwa liar itu sangat meresahkan masyarakat.

Sebab, saat kawanan gajah turun ke areal persawahan yang ada tanaman padi, maka tanaman padi dalam sekejap tidak bisa dipanen.

Kawanan gajah selain menyantap padi juga menginjak dengan tapak kaki yang besar.

"Saat ini, kawanan gajah belum beranjak dari pemukiman penduduk.

Kita khawatir rumah warga akan menjadi sasaran kawanan gajah itu," jelasnya.

Ia menambahkan, di Kecamatan Sakti, sasaran amukan gajah terhadap tanaman semangka.

Sehingga petani sangat sedih dengan serangan gajah yang berulangkali menyerang tanaman warga.

Tanaman semangka menjadi amukan gajah saat memasuki musim panen.

Sehingga aksi gajah telah menimbulkan kerugian bagi petani.

Baca juga: Polsek Banda Alam Bantu Warga yang Rumahnya Dirusak Gajah Liar

"Kerugian dampak gangguan gajah sangat dirasakan, sebab petani gagal panen," pungkasnya.

Kepala Seksi Konservasi Wikayah I Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Kamaruzzaman, Sabtu (31/10/2022) mengungkapkan, berharap masyarakat Pidie, hendaknya dapat membagi ruang dengan satwa liar seperti gajah dalam upaya meminimalkan konflik masyarakat dengan gajah.

Menurutnya, konflik satwa gajah liar dengan manusia sering terjadi di Pidie sehingga perlu adanya pembagian ruang supaya bisa hidup berdampingan merupakan bagian masing-masing dengan tidak merugikan yang lain.

Ia menjelaskan, kondisi di lapangan yakni hutan sebagai tempat dilintasi satwa dilindungi tersebut sedang tidak baik-baik karena manusia tidak lagi mengurus alam dan ulah tangan jahil manusia seperti illegal loging, perambahan dan perubahan fungsi lahan.

Menurutnya, jalur yang dilalui satwa liar untuk digunakan mencari makan semakin sempit karena ekosistem alam tidak dijaga dan rusak sehingga satwa terganggu dan terjadilah konflik dengan manusia.

Ia menambahkan, jalur yang biasanya dilalui dan tempat yang biasa dihuni gajah sudah tidak ada lagi.

Habitat yang nyaman untuk keberlangsungan hidup satwa dicemari oleh pihak tidak bertanggung jawab. (naz/ant)

Baca juga: Menjelajah Little Afrika-nya Aceh, Arung Jeram hingga Mandi dengan Gajah

Baca juga: PILU Pria Ini Selamat dari Kejaran Gajah, Tapi Malah Diserang Buaya, Kini Kehilangan Lengan & Kaki

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved