Breaking News

Kisah Naswa, Aremanita Lolos dari Maut Kepungan Gas Air Mata, Dada Sesak hingga Mata Masih Merah

Padahal, sudah 10 hari berlalu semenjak matanya terkena gas air mata dalam laga Arema FC melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang

Editor: Faisal Zamzami
KOMPAS.com/ Nugraha Perdana
Kevia Naswa Ainur Rohma (18), Aremanita yang selamat dari tragedi di Stadion Kanjuruhan. 

SERAMBINEWS.COM - Tragedi Stadion Kanjuruhan meninggalkan trauma mendalam untuk Keviana Naswa Ainurohma.

Ia menjadi salah satu korban luka berat pada malam mencekam itu.

Ia cukup beruntung masih bisa selamat meskipun harus menjalani perawatan jangka panjang untuk memulihkan kondisinya.

Kedua mata Aremanita bernama Kevia Naswa Ainur Rohma (18) masih memerah.

Padahal, sudah 10 hari berlalu semenjak matanya terkena gas air mata dalam laga Arema FC melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Tak hanya itu, bagian tangan kanan Naswa terasa setengah lumpuh dan kakinya sebelah kiri masih diperban.

Naswa bercerita, saat itu dia bersama teman-temannya menyaksikan pertandingan sepak bola dari tribune 14, Sabtu (1/10/2022).

Aremanita berusia 18 tahun tersebut mengaku cukup aktif datang ke stadion untuk mendukung tim berjuluk Singo Edan.

Meskipun tidak selalu datang ke stadion, ia sering menyediakan waktu khusus di sela-sela kesibukannya sebagai mahasiswa di salah satu Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) swasta di Kota Malang.

Karena itu ia sangat antusias menyaksikan pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 yang bertajuk derbi Jawa Timur melawan Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022).

“Iya, saya suka nonton tapi tidak sering, hanya beberapa pertandingan saja. Karena kemarin juga Derbi Jatim,” ujarnya berkisah kepada Kompas.com dan awak media yang berkunjung ke rumahnya, Selasa (11/10/2022) siang.

“Saya berangkat cuma berdua, tapi di stadion janjian sama banyak teman-teman,” imbuhnya.

Setibanya di stadion, Keviana Naswa Ainurohma dan teman-temannya masuk tribune selatan, tepatnya di Gate 14 untuk menikmati pertandingan.

Namun semua berubah saat pertandingan berakhir. Gambaran kepanikan yang terjadi masih sangat membekas di ingatannya.

Ia masih ingat bagaimana tembakan pertama gas air mata yang sebenarnya cukup memaksa suporter yang turun ke lapangan untuk kembali ke tribune.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved