Ngaku Penjual Dawet dan Beri Kesaksian Palsu soal Tragedi Kanjuruhan, Kader PSI Malang Dipecat

Kader PSI itu diketahui bernama Suprapti Fauzie. Dia adalah kader PSI Kabupaten Malang.

Editor: Amirullah
Istimewa, Tangkap layar instagram @psi_id
(Istimewa, Tangkap layar instagram @psi_id) Kolase Tribunnews: Suprapti Fauzi, wanita yang sempat mengaku sebagai penjual dawet dan sebar hoaks soal Tragdei Kanjuruhan, rupanya eks kader PSI. Suprapti dipecat karena telah membuat hati semua orang sakit, khususnya Aremania dan PSI. 

SERAMBINEWS.COM - Tragedi Kanjuruhan masih menyisakan kesedihan bagi korbannya.

Tragedi tersebut menewaskan setidaknya 131 orang.

Sedangkan korban yang selamat mengalami sejumlah masalah kesehtan.

Atas tragedi tersebut, sempat beredar kesaksian yang mengaku penjual dawet di stadion.

Ternyata pengakuan tersebut palsu.

Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dea Tunggaesti mengatakan bahwa perempuan yang mengaku sebagai penjual dawet di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur yang viral itu adalah kader PSI.

Kader PSI itu diketahui bernama Suprapti Fauzie. Dia adalah kader PSI Kabupaten Malang.

"Ibu Suprapti itu pernah menjadi pengurus PSI sudah lama sekali," ujar Dea di Kantor DPP PAN, Jakarta Selatan, Kamis (13/10/2022).


Setelah mengetahui viralnya kabar tersebut, PSI langsung berkoordinasi dengan DPD PSI Kabupaten Malang. Suprapti Fauzie pun langsung dipecat saat itu juga.

"Dari kita, kita sudah melakukan pemecatan. Jadi yang bersangkutan sudah diberhentikan oleh (PSI) Kabupaten Malang. Sudah bukan anggota PSI. Bukan lagi kader," sambung Dea.

Kemudian, Dea mengatakan pemecatan terhadap Suprapti tidak perlu melalui sidang etik mahkamah partai.

Pasalnya, Suprapti hanya kader biasa, bukan pengurus.

"Kalau dia pengurus, maka kita harus menggunakan mekanisme kode etik partai. Tapi kalau dia kader, kita bisa berhentikan apabila tidak sejalan dengan DNA PSI," jelasnya.

Dia menekankan Suprapti dipecat karena telah membuat hati semua orang sakit, khususnya Aremania dan PSI.

"Sangat duka yang mendalam ya buat Aremania, sehingga berita seperti itu dikeluarkan, video seperti itu menyakiti hati para Aremania dan juga menyakiti hati kami dari PSI," tandas Dea

Video Minta Maaf Disebut Penjual Dawet yang Sempat Viral Mengaku Jadi Saksi Tragedi Kanjuruhan

Beredar video minta maaf dari disebut penjual dawet' yang sempat viral karena memberikan kesaksian terkait Tragedi Kanjuruhan.

Video yang diunggah oleh akun Twitter @AremaniaCulture pada Rabu (12/10/2022) tersebut menjelaskan bahwa wanita di dalam video itu adalah sosok 'penjual dawet' yang sempat viral.

Menurut penjelasan dari akun itu, permintaan maaf tersebut disampaikan kepada salah satu keluarga korban meninggal dunia bernama Nawi.

"Berikut video yang bersangkutan meminta maaf ke salah satu keluarga korban yaitu mas Nawi Curva Nord," tulis akun tersebut.

Sementara video berdurasi 2 menit 20 detik itu diawali dengan perkenalan dari wanita 'penjual dawet' tersebut.

Ia mengaku bernama Suprapti.

Selanjutnya, Suprapti meminta maaf kepada pihak keluarga Nawi terkait kesaksian saat Tragedi Kanjuruhan yang viral dalam bentuk voice note itu.

"Saya Suprapti memohon maaf karena berhubung dengan voice note yang beredar kemarin, saya tidak ada tujuan apapun untuk menjelekkan nama almarhum (Nawi)," katanya.

Suprapti menyebut tidak ada maksud untuk menjelekkan Nawi dan siapapun terkait insiden yang menewaskan 132 orang itu.

Ia pun kembali memohon maaf kepada pihak keluarga Nawi atas pernyataan dirinya yang sempat viral tersebut.

"Terimakasih jika panjenengan (anda) menerima permohonan maaf saya ini ya," ujarnya.


Suprapti juga menegaskan dirinya bukan suruhan siapa-siapa terkait kesaksian yang disampaikannya itu.

Selanjutnya, Suprapti pun menangis di pangkuan salah satu anggota keluarga Nawi.

Anggota keluarga Nawi pun terlihat menenangkan Suprapti yang menangis tersebut.

Kemudian, pertemuan itu diakhiri dengan Suprapti memeluk salah satu anggota keluarga Nawi.

Sempat Beredar Kesaksian 'Penjual Dawet' saat Tragedi Kanjuruhan, Sebut Aremania Minum Alkohol

Permintaan maaf Suprapti, perempuan yang mengaku sebagai 'penjual dawet' dan menyaksikan tragedi Kanjuruhan, kepada keluarga salah satu korban meninggal dunia bernama Nawi.
Permintaan maaf Suprapti, perempuan yang mengaku sebagai 'penjual dawet' dan menyaksikan tragedi Kanjuruhan, kepada keluarga salah satu korban meninggal dunia bernama Nawi. (Tangkap layar akun Twitter, @AremaniaCulture)


Sebelumnya, beredar sebuah voice note dari seorang perempuan yang mengaku sebagai penjual dawet di sekitaran Stadion Kanjuruhan dan memberi kesaksian atas tragedi tersebut.

Ia menyebut bahwa gas air mata yang dilontarkan oleh kepolisian tidak seberapa.

Hanya saja, dirinya mengatakan Aremania justru berdesak-desakan dan saling injak.

"Yang lebih parah itu, akhirnya mereka (Aremania) uyel-uyelan (desak-desakan), uyel-uyelan keluar karena menghindari gas air mata,' ujarnya dalam voice note itu.

"Nah gas air matanya sebetulnya gak terlalu anu (banyak -red) kok. Cuman ini, uyel-uyelane karo sodok-sodokane karo jejek-jekane (desak-desakan dan dorong-dorongan serta injak-injaknya) sesama suporter," imbuhnya.

Kemudian, perempuan tersebut mengaku berjualan dawet di dekat pintu 3 Stadion Kanjuruhan dan melihat adanya anak kecil terjepit.

Lalu, katanya, anak kecil itu ditolong oleh polisi bernama Arif.

"Terus di pintu 3, sebelah kiri warung saya itu ada anak terjepit, ada anak kecil terjepit. Dari situ awalnya ditolonglah sama polisi, Pak Arif namanya, orang Batu, polisi Batu," jelas wanita itu.

Selanjutnya, perempuan itu menuding bahwa Aremania mengkonsumsi alkohol saat menyaksikan pertandingan.

Perempaun tersebut juga menyebut korban meninggal dunia berbau alkohol.

"Terus ditolong dia dilindungi, dibawa. Tapi wong suporter sakdurunge wes ngombe kabeh (sebelumnya supporter sebelumnya sudah minum (alkohol) semua)."

"Yang meninggal itu banyak yang berbau alkohol," kata perempuan itu.

Rekaman itu pun menimbulkan hujatan dari Aremania karena dinilai menggiring bahwa tragedi Kanjuruhan bukan disebabkan karena gas air mata tetapi saling berdesakan dan terinjak-injak sesama suporter.

Dikutip dari Kompas.com, pada pintu 3 yang disebut perempuan itu tempat dirinya berjualan dawet, justru ditemukan toko meubel.

Selain itu, ditemukan pula toko penjual kopi dan mie instan.

Menurut pegawai meubel, Jaya, tidak ada yang berjualan dawet di area pintu 3 itu.

"Tidak pernah ada penjual dawet di sini. Hanya meubel ini dan penjual kopi dan mie instan di samping ini," tutur Jaya.

Kendati begitu, Jaya mengakui di area Stadion Kanjuruhan memang ada penjual dawet.

Hanya saja, katanya, penjual dawet itu berjenis kelamin pria dan berjualan menggunakan rombong kaki lima dan bukannya di sebuah warung.

"Tapi penjualnya bukan perempuan, tapi pria. Kalau yang perempuan tidak ada," ujar Jaya.

Ia memastikan bahwa rekaman voice note itu adalah hoaks.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Kompas.com/Imron Hakiki)

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sekjen Dea Tunggaesti Pecat Kader PSI Malang yang Beri Kesaksian Palsu soal Tragedi Kanjuruhan

dan Viral Video Minta Maaf Disebut Penjual Dawet yang Sempat Viral Mengaku Jadi Saksi Tragedi Kanjuruhan

Baca juga: Rizky Billar Kemungkinan Batal jadi Tahanan KDRT, Lesti Kejora Ungkap Alasan Cabut Laporan

Baca juga: Brimob Batalyon C Pelopor Nagan Raya Doa Bersama untuk Korban Tragedi Kanjuruhan & Peringati Maulid

Baca juga: Pemerintah akan Renovasi Stadion Kanjuruhan, Juga Dibangun Monumen Peringatan Korban Tragedi

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved