Berita Jakarta

Berdampak Negatif bagi Indonesia Akibat Pangkas Produksi Minyak

Hubungan Amerika Serikat (AS) dan Arab Saudi sedang memanas akibat keputusan Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+)

Editor: bakri
AFP
Organisasi Negara Pengekspor Minyak sepakat untuk memangkas pasokan sebesar 2 juta barel per hari pada 5 Oktober. 

JAKARTA - Hubungan Amerika Serikat (AS) dan Arab Saudi sedang memanas akibat keputusan Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) memangkas target produksi minyak mulai November 2022.

Presiden AS, Joe Biden, pun geram dan memutuskan untuk mengkaji ulang hubungannya dengan Arab Saudi, terutama soal senjata.

Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, mengatakan, ketegangan antar kedua negara akan memberikan dampak negatif bagi Indonesia.

Paling nyata adalah lonjakan inflasi.

Sementara itu, Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira, melihat dampak lain dari perseteruan AS-Arab Saudi adalah kenaikan anggaran subsidi dan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

"Untuk Indonesia, tentu dengan situasi ini, maka minyak mentah akan mengalami kenaikan, ya ini bisa berisiko kepada harga BBM naik dan anggaran subsidi energi melonjak," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Kamis (13/10/2022).

Selain itu, perseteruan AS-Arab Saudi dinilai akan memperburuk kondisi global yang kemudian akan ikut menekan Indonesia.

Meski saat ini perekonomian nasional masih kuat, tak menutup kemungkinan dengan tambahan ketegangan dua negara ini bisa kembali lesu.

Kemudian dari sisi perdagangan, AS merupakan salah satu negara tujuan ekspor nonmigas Indonesia.

Baca juga: India Tuduh Uni Eropa Lebih Banyak Beli Minyak Rusia, OPEC Tidak Akan Tutupi Pasokan Rusia

Baca juga: Produsen Minyak OPEC+ Sepakat Bertemu, Usai Tekanan dari Presiden AS Joe Biden dan Virus Omicron

Artinya, dengan ketegangan ini, kemungkinan aktivitas ekspor ke negeri Paman Sam bisa terganggu.

"Kalau aktivitas di sana terganggu, maka ini bisa menimbulkan juga tekanan ke pendapatan dan surplus perdagangan kita.

Tapi ini dampak yang tidak langsung karena tentu bergantung pada penanganan AS sendiri terkait hubungannya dengan Saudi," imbuh Josua.

Sedangkan Bhima melihat belum ada dampak positif atau keuntungan yang bisa diperoleh Indonesia dari ketegangan AS-Arab Saudi.

Sebab, Indonesia tak bisa mengisi kekosongan komoditas perdagangan kedua negara akibat konflik ini.

"Soal keuntungan saya belum melihat.

Soalnya produk AS ke Saudi itu senjata, hitech, pesawat.

Saudi ke AS minyak.

Dua-duanya kita enggak punya keunggulan kompetitif," pungkas Bhima. (cnnindonesia.com)

Baca juga: OPEC+ Pangkas Produksi Minyak, AS Marah, Joe Biden Ancam Arab Saudi Akan Ada Konsekuensi

Baca juga: OPEC+ Pangkas Produksi Minyak Bikin Amerika Serikat Geram, Benarkah Kini Arab Saudi Memihak Rusia?

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved