Internasional
Mahasiswi Teheran Demonstrasi, Teriakkan Senjata dan Tank Mullah Sesat
Seratusan mahasiswi dan mahasiswa di Teheran, Iran melakukan demonstrasi atas kematian wanita Kurdi, Mahsa Amini dalam tahanan polisi moral Iran.
SERAMBINEWS.COM, TEHERAN - Seratusan mahasiswi dan mahasiswa di Teheran, Iran melakukan demonstrasi atas kematian wanita Kurdi, Mahsa Amini dalam tahanan polisi moral Iran.
Para demonstran yang marah juga kembali turun ke jalan-jalan di seluruh Iran pada Sabtu (15/10/2022), meskipun internet terputus.
Gerakan demonstrasi nasional yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini dalam tahanan sudah memasuki minggu kelima.
Wanita berusia 22 tahun itu meninggal pada 16 September 2022, tiga hari setelah mengalami koma menyusul penangkapannya oleh polisi moral Iran.
Wanita muda telah berada di garis depan gelombang protes jalanan terbesar yang terlihat di negara itu selama bertahun-tahun.
“Senjata, tank, kembang api; para mullah sudah tersesat,” teriak wanita tanpa jilbab di sebuah pertemuan di Sekolah Tinggi Teknik dan Kejuruan Syariah Teheran.
Baca juga: Pasukan Keamanan Iran Tindak Keras Demonstrasi di Kurdi, Rumah Digeledah, Para Pemuda Ditangkap
Puluhan pengunjuk rasa yang mengejek dan bersiul melemparkan proyektil ke pasukan keamanan di dekat bundaran penting di Kota Hamedan, barat Teheran, dalam rekaman yang diverifikasi oleh AFP.
Terlepas dari apa yang disebut NetBlocks sebagai gangguan besar terhadap lalu lintas Internet, para pengunjuk rasa juga membanjiri jalan-jalan di kota baratlaut Ardabil.
Pemilik toko tutup di kampung halaman Amini, Saqez, di Provinsi Kurdistan, dan Mahabad di Azerbaijan Barat.
Mereka menanggapi seruan protes besar-besaran pada Sabtu (15/10/2022) di bawah seruan “Awal dari akhir!”
“Kita harus hadir di alun-alun, karena VPN terbaik saat ini adalah jalanan,” kata para aktivis.
Mereka merujuk pada jaringan pribadi virtual yang digunakan untuk menghindari pembatasan Internet.
Menanggapi protes, salah satu badan revolusioner utama Iran, Dewan Koordinasi Pembangunan Islam, mendesak orang mengungkapkan kemarahan revolusioner terhadap penghasutan dan perusuh.
Baca juga: Presiden Iran Tuduh AS Ingin Hancurkan Negaranya Melalui Demonstrasi Nasional
Panggilan juga keluar minggu ini untuk pensiunan Pengawal Revolusi untuk bertemu, mengingat situasi sensitif saat ini, menurut seorang jurnalis di surat kabar Shargh.
Pada pertemuan itu, seorang komandan Pengawal mengatakan tiga anggota milisi Basij tewas dan 850 terluka di Teheran sejak awal hasutan, lapor kata kantor berita negara IRNA pada Minggu (16/10/2022).
