Tragedi Kanjuruhan

Korban yang Meninggal Dunia Dalam Tragedi Kanjuruhan Bertambah Lagi, Kini Jadi 134 Orang

Lebih lanjut Agung menjelaskan, Reyvano dirawat karena luka di kepala dan dada. Selama 18 hari menjalani perawatan di RSSA, kondisi napasnya tidak

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Ansari Hasyim
Surabaya.Tribunnews.com/Purwanto
Para suporter Arema FC, Aremania turun ke lapangan Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 2022 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022). Aremania meluapkan kekecewaannya dengan turun dan masuk kedalam stadion usai tim kesayangannya kalah melawan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3 

SERAMBINEWS.COM - Korban meninggal dunia kaibat Tragedi Kanjuruhan usai pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya kembali bertambah.

Jumlah korban tewas dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan yang sebelumnya 133, kini bertambah menjadi 134 orang.

Adapun korban ke-134 yang meninggal dunia akibat Tragedi Stadion Kanjuruhan ialah Reivano Dwi Afriansyah warga Desa Ngebruk, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang.

Diwartakan Kompas.com, remaja berusia 17 tahun itu meninggal dunia di Rumah Sakit Anwar atau RSSA Kota Malang, pada Jumat (21/10/2022) pagi sekira pukul 06.45 WIB.

Reyvano merupakan siswa Kelas XII, jurusan desain grafis SMKN 4 Malang. Dia berasal dari Jalan Kebonsari, Desa Ngebruk, Kabupaten Malang.

Kepala Bidang Pelayanan Medik RSSA, dr I Wayan Agung mengatakan, Reyvano sempat menjalani perawatan selama 18 hari di RSSA Malang.

Baca juga: Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan Diperiksa 5 Jam Terkait Tragedi Kanjuruhan, Dicecar 45 Pertanyaan

Baca juga: FAKTA Rekonstruksi Tragedi Kanjuruhan, Lokasi Jatuhnya Selongsong Gas Air Mata Berbeda

Agung mengatakan, Reyvano merupakan pasien rujukan dari RS Hasta Husada Kepanjen.

Di rumah sakit itu, ia sempat mendapatkan perawatan selama dua hari.

Namun kemudian dia dirujuk ke RSSA.

Luka di kepala dan dada

Lebih lanjut Agung menjelaskan, Reyvano dirawat karena luka di kepala dan dada.

Selama 18 hari menjalani perawatan di RSSA, kondisi napasnya tidak stabil.

Ia bahkan sempat ditempatkan di ruang ICU hingga menggunakan alat bantu ventilator.

"Kondisinya naik turun terus, ada luka di kepala, di tulang, dada (selama di RSSA). Tulang di dada ini yang kesulitan membuat dia bernapas," kata Agung sebagaimana dikutip dari Kompas.com, Jumat (21/10/2022).

"Jadi selama 18 hari, ananda Reyvano menggunakan alat bantu ventilator dengan kondisi naik turun. Kita terus berjuang dengan almarhum selama 18 hari, tapi Tuhan menentukan kehendak lain, kami sangat berduka," tambahnya.

Baca juga: Korban Meninggal Dunia Akibat Tragedi Kanjuruhan Hari Ini Bertambah Jadi 133 Orang

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved