Internasional
Pasukan Myanmar Gantung Jenazah Guru Sekolah Menengah, Seusai Kepala Dipenggal
Jenazah seorang guru sekolah menengah yang dipenggal kepalanya dibiarkan dipajang di sebuah sekolah Myanmar tengah.
Saat itu, tentara menembakkan senjata mereka ke udara.
Militer mempersenjatai dan mempekerjakan pembantu sipil yang berfungsi sebagai pemandu dan mengambil bagian dalam penggerebekan.
Penduduk desa itu mengatakan mereka ditangkap oleh pasukan, menyita telepon dan barang-barang lainnya.
Atas perintah petugas memisahkan tiga orang dari kelompok, tetapi hanya membawa Saw Tun Moe.
Baca juga: Pengadilan Myanmar Perpanjang Hukuman Aung San Suu Kyi Atas Kecurangan Surat Suara Pemilu
“Kepala kami saat itu tertunduk dan kami tidak berani melihat mereka.
Kemudian, salah satu prajurit memanggilnya.
"“Ayo. Ayo gendut, ikuti kami,” dan membawanya pergi," ujarna.
"Tentara memperlakukannya dengan lembut, jadi kami tidak mengira ini akan terjadi,” kata penduduk desa.
Dia mengatakan Saw Tun Moe dibawa ke desa Taung Myint, lebih dari satu kilometer di utara Thit Nyi Naung, dan membunuhnya di sana pada hari berikutnya.
“Saya mengetahui pada Senin pagi bahwa dia telah dibunuh. Sangat menyedihkan kehilangan seorang guru yang baik yang kami andalkan untuk pendidikan anak-anak kami,” tambah penduduk desa.
Dia mengatakan kedua anaknya belajar di sekolahnya.
Seorang penduduk desa dari desa Taung Myint mengatakan dia melihat mayat Saw Tun Moe sekitar pukul 11 pagi Senin (17/10/2022) setelah tentara pergi.
“Pertama, saya menelepon teman-teman saya, lalu saya melihat tubuh lebih dekat dan saya langsung tahu bahwa itu adalah Guru Moe," ujarnya.
Dia biasa mengunjungi desa kami sebagai guru sekolah dalam beberapa bulan terakhir, jadi bisa mengenali wajahnya,” kata penduduk desa Taung Myint itu.
Foto yang diambil oleh temannya menunjukkan tubuh dan kepala guru.
Baca juga: Dewan Keamanan PBB Kutuk Keras Junta Militer Myanmar, Eksekusi Empat Aktivis Pro-Demokrasi