Internasional
Pasukan Myanmar Gantung Jenazah Guru Sekolah Menengah, Seusai Kepala Dipenggal
Jenazah seorang guru sekolah menengah yang dipenggal kepalanya dibiarkan dipajang di sebuah sekolah Myanmar tengah.
SERAMBINEWS.COM, BANGKOK - Jenazah seorang guru sekolah menengah yang dipenggal kepalanya dibiarkan dipajang di sebuah sekolah Myanmar tengah.
Korban sempat ditahan sebelum dibunuh oleh pasukan Myanmar.
Insiden menandai yang terbaru dari banyak pelanggaran yang dituduhkan ketika pasukan Myanmar mencoba menghancurkan oposisi terhadap pemerintahan militer.
Menurut keterangan saksi dan foto yang diambil di desa Taung Myint di wilayah pedesaan Magway, jasad Saw Tun Moe berusia 46 tahun dibiarkan tergeletak di tanah.
Jasadnya diletakkan di depan gerbang berduri sekolah dan kepalanya ditusuk.
Sekolah yang ditutup sejak tahun lalu itu juga ikut terbakar.
Baik pemerintah militer maupun media yang dikendalikan negara tidak merilis informasi tentang kematian guru tersebut.
Militer Myanmar telah menangkap puluhan ribu orang dan disalahkan atas kematian lebih dari 2.300 warga sipil sejak merebut kekuasaan tahun lalu dari pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi.
Pada September 2022, tujuh siswa muda tewas dalam serangan helikopter di sebuah sekolah biara Buddha di wilayah Sagaing, Myanmar.
Baca juga: PBB Umumkan 1 Juta Warga Myanmar Mengungsi Seusai Kudeta Dilakukan Junta Militer
Pemerintah militer membantah bertanggung jawab atas serangan itu.
PBB telah mendokumentasikan 260 serangan terhadap sekolah dan personel pendidikan sejak pengambilalihan oleh junta militer Myanmar, kata Komite Hak Anak PBB pada bulan Juni.
Myanmar berada dalam kekacauan sejak perebutan kekuasaan oleh militer pada Februari 2021 disambut oleh protes damai nasional.
Termasuk pembangkangan sipil yang ditekan oleh pasukan keamanan dengan kekuatan mematikan.
Penindasan menyebabkan perlawanan bersenjata yang meluas, yang sejak itu berubah menjadi apa yang oleh para ahli PBB dicirikan sebagai perang saudara.
Tentara telah melakukan serangan besar di pedesaan, termasuk membakar desa-desa dan mengusir ratusan ribu orang dari rumah mereka.