Dibeli dari Singapura dan Australia, Pemerintah Gratiskan Obat Gagal Ginjal Akut

Sejak pemerintah melarang sementara penggunaan obat batuk sirup atau cair terdapat penurunan signifikan pasien gagal ginjal akut.

TRIBUNJAKARTA.COM/DWI PUTRA KESUMA
Soliha menunjukan foto almarhumah si bungsu Azqiara Anindita Nuha semasa hidup, Jumat (21/10/2022). Duka mendalam tengah dirasakan Soliha, Putri bungsunya Azqiara Anindita Nuha yang baru berusia 3,8 tahun meninggal akibat gagal ginjal akut. (TRIBUNJAKARTA.COM/DWI PUTRA KESUMA) 

 

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan obat gangguan ginjal akut, Fomepizole yang didatangkan dari Singapura dan Australia digratiskan untuk pasien.

Hal ini dikonfirmasi oleh Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi. "Gratis untuk pasien," kata Nadia saat dikonfirmasi, Senin (24/10/2022).

Sebagai informasi, pemerintah Indonesia telah mendatangkan obat penyakit gagal ginjal akut progresif atipikal (Cedera Ginjal Akut/AKI). Obat itu didatangkan dari Singapura dan Australia.


Obat yang dimaksud bernama Fomepizole (injeksi) tersebut belum ada di Indonesia, dan hanya ada dari produsen di Singapura.

Pemerintah sendiri telah memesan sebanyak 200 vial obat tersebut dengan harga satuan mencapai Rp 16 juta.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa pengiriman obat tersebut dilakukan bertahap. Tahap pertama, sebanyak 26 vial obat Fomepizole dibawa dari Singapura ke RI.

Baca juga: Iran Tangkap 10 Warganya, Dituduh Menjadi Agen Israel di Provinsi Azerbaijan

Baca juga: Pj Bupati Fitriany Farhas Temui Pejabat Kemendag RI, Usul Dibangun Gedung Metrologi di Nagan Raya

Baca juga: 90 Seniman Muda Arab Saudi Pamerkan Karya Seni Plastik di Pusat Seni Rupa Jeddah

Diketahui penyakit gagal ginjal akut mulai menyerang anak balita di Indonesia. Dugaan kasus ini dipicu akibat anak-anak mengkonsumsi obat dalam bentuk sirup atau cair dengan kandungan berbahaya. Sementara Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI telah melakukan pengujian dan sampling terhadap jenis obat sirup yang diduga mengandung cemaran Etilen.

Di sisi lain pemerintah juga sudah mengimbau untuk apotek atau toko obat yang ada di Indonesia agar tidak menjual obat sirup lagi sementara ini.

Melonjak Agustus
Terpisah, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa kasus kematian gagal ginjal akut pada anak mulai naik sejak Agustus 2022. Sebelum Agustus jumlah kematian dari tahun ke tahun berada lada angka normal yakni di bawah 5 kasus.

"Tapi di Agustus itu naik ke 36, September naik lagi ke 78, Oktober sampai sekarang 141 dan itu sebagian besar menyerang di (anak) di bawah 5 tahun," kata Menkes dalam peryataan persnya di Istana Bogor, Jawa Barat.

Pihaknya kata Menkes sudah melakukan review patologi sejak Agustus. Awalnya ia mengira kasus gagal ginjal akut pada anak disebabkan okeh bakteri atau virus.

"Jadi balik lagi kasus ini teridentifikasi di Agustus bukan di awal tahun," katanya.

Berdasarkan review Patolgi tersebut, kasus gagal ginjal yang disebabkan virus atau bakteri tersebut sangat kecil. Bukti bahwa gagal ginjal disebabkan oleh Covid-19 pun tidak terbukti.

Baca juga: 90 Seniman Muda Arab Saudi Pamerkan Karya Seni Plastik di Pusat Seni Rupa Jeddah

Baca juga: Komisi V DPRA Sidak RS Zainoel Abidin, Cek Kasus Gangguan Ginjal Akut pada Anak

Baca juga: 4 Anak di Aceh Tengah Meninggal Akibat Gagal Ginjal Akut Misterius, Waspadai Gejala Ini

"Misalnya ada bakteri Leptospira, ini bisa menyebabkan sakit ginjal. Kita cek semua anak yang kena, ternyata 0 persen. Kemudian kita kira ini gara-gara covid, kita cek semua anak yang kena, dan kurang dari 1 persen yang ada Covid, positif covid. Dari situ, September kita masih menduga-duga penyebabnya apa karena hasil tes patologi itu tidak ada yang secara signifikan karena bakteri, virus atau patasit," tuturnya.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved