Breaking News

Feature

Kisah Mawi Sang Penjagal yang Membantai 150 Harimau dan Memakan Dagingnya demi Bertahan Hidup

Di sana orang dimakan harimau, sisa paha saja dan ditaruh di atas batu itu. Lalu, warga meminta saya melindungi kampung

Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/LINGKAR INISIATIF VIA BBC
Mawi memegang senjata api dan sling baja yang digunakan untuk membunuh harimau. 

Di tengah jalan, kapal menepi. Mawi lalu menunjuk tumpukan batu yang memecah aliran sungai.

"Di sana orang dimakan harimau, sisa paha saja dan ditaruh di atas batu itu. Lalu, warga meminta saya melindungi kampung," kata Mawi mengenang kejadian pada 1971.

Harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) berjenis kelamin betina yang selama ini berkeliaran di permukiman  penduduk serta areal perkebunan di Desa Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam dikabarkan masuk perangkap yang dipasang Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Kamis (5/3/2020) malam.
Harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) berjenis kelamin betina yang selama ini berkeliaran di permukiman  penduduk serta areal perkebunan di Desa Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam dikabarkan masuk perangkap yang dipasang Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Kamis (5/3/2020) malam. (SERAMBINEWS.COM/KHALIDIN)

Dalam satu tahun itu, kata dia, lima warga desa dibunuh harimau.

Ini adalah titik awal Mawi, yang saat itu masih remaja tanggung mulai berburu harimau.

Mawi memburu harimau pertamanya bersama sahabatnya, Rahmad Sentosa Abadi, yang kini diabadikan menjadi sebuah patung di Desa Sebelat, Rejang Lebong, Bengkulu.

Harimau itu dibunuhnya dengan hantaman kayu ke kepala. Lalu, Mawi menggunakan tangan untuk melepas kulit yang menempel dengan daging.

Mawi juga menggunakan sebilah pisau untuk memisahkan tulang dari daging harimau.

Hasilnya, berupa kulit dan tulang dijual dengan harga Rp 30.000 di Pasar Rupit, Musi Rawas Utara.

Selang beberapa waktu, Mawi dan Abadi berpisah. Sejak itu, Mawi kemudian seorang diri berburu di hutan.

Dalam perjalanannya, Mawi menjadi ketagihan. Bahkan, dia mengaku pernah tinggal di dalam hutan selama satu tahun untuk berburu harimau.

Dua ekor Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) ditemukan mati di kawasan hutan seputaran PT Aloer Timur, Desa Sri Mulya, Kecamatan Peunaron, Kabupaten Aceh Timur, Minggu (24/4/2022).
Dua ekor Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) ditemukan mati di kawasan hutan seputaran PT Aloer Timur, Desa Sri Mulya, Kecamatan Peunaron, Kabupaten Aceh Timur, Minggu (24/4/2022). (Dok Polres Aceh Timur)

Mawi tidak akan pulang ke kampung sebelum membunuh harimau.

"Saya makan daging harimau untuk bertahan di hutan saat itu," kenangnya.

Mawi mengaku tidak pernah diserang harimau dan tidak ada sedikit pun rasa takut saat menghadapi hewan itu.

Sebaliknya, dia merasa sangat bergairah dan bahagia saat bertemu harimau.

"Seperti (melihat) tumpukan uang yang bergerak," kenangnya.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved