Jurnalisme Warga
Belajar Menulis di Rumoh Harapan Atjeh
Hari Senin lalu saya mengajar menulis di Rumoh Harapan Atjeh atau sering disebut dengan RHA. Lokasinya di Rumah Sakit Jiwa Aceh

OLEH SITI RAHMAH, S.H., M.Kn., CPM., Pendiri Akademi Warung Penulis, melaporkan dari Aceh Besar
Hari Senin lalu saya mengajar menulis di Rumoh Harapan Atjeh atau sering disebut dengan RHA.
Lokasinya di Rumah Sakit Jiwa Aceh.
Terlihat sepuluh perawat berjejer di dalam ruangan para residen.
Ada dua petugas duduk dan berjaga di meja depan.
Saya dipersilakan masuk untuk ceramah duluan.
Saya masuk disambut oleh para residen.
Hari ini pesertanya tidak banyak, hanya delapan orang.
Mereka di antaranya berasal dari Sigli, Langsa, Nagan Raya, Sabang, dan Samalanga, bahkan Riau.
Sebelum membuka sesi menulis, kami berkenalan dulu satu dengan lainnya.
Sebelum belajar menulis biasanya kami mulai dengan cerita-cerita ringan.
Menanyakan kabar, bikin sesuatu yang lucu, nyanyi, dan sebagainya.
Baca juga: Erina Gudono, Calon Istri Kaesang, Ternyata Suka Budaya dan Fasih Menulis serta Membaca Aksara Jawa
Baca juga: ISAD Umumkan Juara Lomba Menulis Santri Aceh, Ini Nama Pemenang Santriwan dan Santriwati
Hal ini untuk mencairkan suasana sebelum belajar dimulai.
Saya senang bisa bertemu mereka lagi hari ini.
Saya mengajak mereka menulis dengan tema cita-cita.
Awal pembukaan saya ajak mereka untuk menulis apa saja yang terlintas di pikirannya.
Saya memberikan dua tema untuk ditulis.
Pertama, menceritakan apa saja yang dikerjakan hari ini.
Tema kedua adalah cita-cita.
Nah, mereka semua memilih tema cita-cita untuk mereka tulis hari ini.
Setiap peserta saya minta menulis nama penanya.
Di antaranya adalah RM 103, dia berasal dari Nagan Raya.
Sejak kecil punya cita-cita ingin jadi polisi, tetapi tidak kesampaian karena sejak kelas satu sekolah dasar sudah merokok.
Dia bergaul di kalangan perokok dan pemakai narkoba.
Di saat SMP ia sudah mengenal narkoba.
Baca juga: Latih Kader Menulis, HMI Lhokseumawe-Aceh Utara Buka Sekolah Jurnalistik
Mr Bean lain lagi, dia bercita-cita ingin jadi jenderal.
Setelah keluar dari RHA dia ingin menjadi orang baik.
Si Dul, sejak usia 8 tahun punya cita-cita ingin jadi polisi.
Dia tidak bisa mencapai cita-citanya karena putus sekolah.
Sebelum di RHA dia pernah direhab di sebuah pusat rehabilitasi di Jakarta.
Ada lagi Mr X, yang menulis apa yang dia rasakan hari ini.
“Saya merasa lemas sekali, tetapi harus tetap semangat untuk menjalani hari-hari di rumah pemulihan.
Saking semangatnya saya lupa kalau saya sedang direhabilitasi,” tulisnya di kertas putih yang saya bagikan.
Residen lain, RM, menulis, “Pada suatu hari di sebuah kota hidup seorang pemuda yang namanya ‘RM’.
Ia mempunyai kekuatan bela diri untuk mengalahkan penjahat yang sangat kejam.
Namun, RM tidak takut menghadapi penjahat-penjahat yang sangat ganas atau perbuatannya yang tak akan mengenali lawannya siapa saja.
Yang berhadapan dengannya pasti akan kalah, tetapi dibuatnya tidak berdaya.
” Ada Doraemon, menulis tentang cita-cita ingin menjadi pemain sepak bola, tapi belum kesampaian dan sampai saat ini masih ingin menjadi pemain bola.
Honseping menulis tentang waktu pergi sekolah yang suka malas-malasan, orang sedang upacara dia tidur.
Baca juga: Natasha Rizky Hobi Menulis Sejak SMP
Suka cabut sekolah dan merokok, kemudian pernah ketahuan guru dan dipanggil orang tuanya.
Inilah sekelumit cerita para residen di RHA.
Kelas kali ini mayoritas residennya pemakai sabu-sabu dan ganja.
Mereka berada di RHA selama tiga bulan.
Di sana mereka mengisi kegiatan dari bangun tidur sampai tidur lagi.
Diawali shalat Subuh, membuat jurnal, membersihkan rumah, meeting pagi, dan masuk sesi edukasi, dan sebagainya.
Ada juga kegiatan religius dan kegiatan lain untuk mempertahankan pemulihan.
Mereka juga ada kegiatan olahraga seperti senam, futsal, dan tenis meja.
Setiap kelas selalu ada yang menarik.
Setiap tiga bulan saya bertemu dengan para pendatang baru.
Di kelas sebelumnya saya bertemu seorang residen, sebut saja namanya Robot.
Dia pintar membuat puisi untuk kekasihnya bernama Ratu.
Berikut petikannya: Buat Ratu Tersayang Terima kasih telah hadir dalam hidup ini Jika angkau tidak ada, maka aku akan merasakan kekurangan, hilang arah, tidak ada pagar diri ini.
Baca juga: Terinspirasi Film AADC, Natasha Rizky Akui jadi Suka Puisi hingga Menulis Buku
Suka tentu saja iya, hidupku menjadi berwarna.
Hidupku menjadi percaya diri, aku Robot.
Nama yang kamu karang atau singkat 1 abad dahulu.
Aku sangat mengagumi perilmuan/langit, tetapi aku hanya bisa melihat dan antara percaya atau tidak tentang dirimu, Ratu.
Aku harap jangan pernah tinggalkan aku karena kamu adalah pahlawan untuk diriku ini.
Selamatkan aku, lindungi aku malaikatku Mungkin masalahku habis, rezeki datang Saat rezeki besar datang, aku bisa membalasnya Ya, membalas perbuatan baik kamu.
Kami spontan bertepuk tangan ketika si Robot membacakan puisinya di depan kami.
Ada juga Nobita (nama samaran), dia menulis tentang kerinduannya terhadap anak dan istrinya karena mereka sehari-harinya sering bercanda dan bermesraan.
Nobita menceritakan kebiasaannya sebelum masuk ke RHA.
“Saya rindu dan membutuhkan kasih sayang mereka,” ungkapnya dalam tulisan tersebut.
Ada pula Tom yang menulis tentang bagaimana dia mengenal narkoba.
Awalnya dia coba-coba dan perlahan dia menjadi pencandu.
Dia hidup dan besar di lingkungan narkoba.
Tom sudah beberapa keluar masuk pusat rehabilitasi.
Narkoba adalah tempat pelariannya saat memiliki masalah dengan keluarganya.
“Kalau ada sedikit permasalahan dalam keluarga kandung atau dari segi yang lain, saya selalu mengonsumsi narkoba,” kenangnya.
Tapi kini, Tom memilih untuk hijrah, “Semoga saja semua ini cepat pulih dengan baik dan berkomitmen untuk tidak mengonsumsi narkoba lagi,” tutupnya.
Pada bulan Ramadhan lalu, saya juga pernah mengisi materi teknik menulis.
Ada seorang residen, sebut saja namanya Bintang, punya hobi menulis.
Saya lihat setiap minggu tulisannya tambah banyak.
Bulan suci Ramadhan adalah bulan yang paling dinantikannya.
Dia tidak menyangka jika berpuasa dan berlebaran di RHA.
Dia diantar oleh keluarganya masuk ke RHA.
“Saya harus melewati hari-hari ini termasuk Ramadhan dan Lebaran di sini.
Tapi, saya juga bersyukur bahwa saya harus menjalani atau melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan tahun ini di sini,” tulisnya.
Dia menyadari jika di luar belum tentu dia akan menjalani ibadah puasa.
“Karena, kalau di luar, saya mungkin ketemu dengan teman-teman pengguna narkoba sehingga mungkin saya akan menggunakan narkoba lagi,” kenangnya.
Bintang sangat bersyukur karena sudah berada di RHA.
“Semoga saja saya bisa melewati hari-hari di sini dengan penuh harapan dan memohon ampunan atas semua kesalahan yang telah saya perbuat,” tulisnya.
Bintang terus berusaha untuk berhenti tidak menggunakan narkoba lagi.
Bintang ingin menebus kesalahan terhadap orang-orang yang terus dia sakiti dan dia kecewakan.
“Semoga saja bulan Ramadhan ini apa yang saya inginkan terkabul semuanya.
Amin ya rabbal ‘alamin.
” Jujur saya, RHA adalah tempat yang selalu saya rindukan setiap minggunya untuk berbagi cerita dengan para residen.
Lewat cerita mereka kita akan banyak belajar tentang kehidupan.
Sampai jumpa lagi pada cerita selanjutnya. (srahmah83@gmail.com)
Baca juga: Sivia Menulis Sepenuh Hati di Single Suara
Baca juga: Tgk Joel Buloh, Guru yang Telah Menulis Delapan Buku dan Ratusan Opini