Cahaya Aceh
Festival Didong 2022 Digelar, Ada Lomba Berhadiah Rp 15 Juta untuk Siswa
Selain akan ada penampilan Tari Guel dan Tarian Saman, agenda paling penting adalah perlombaan Didong tingkat SMA yang akan memperebutkan total hadiah
Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Nurul Hayati
Selain akan ada penampilan Tari Guel dan Tarian Saman, agenda paling penting adalah perlombaan Didong tingkat SMA yang akan memperebutkan total hadiah Rp 15 juta.
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh kembali menggelar gebyar pariwisata, Festival Didong 2022.
Kegiatan itu akan dilaksanakan selama dua hari, 4-5 November 2022 di Bener Meriah.
Festival Didong siap menghibur dan memberikan edukasi seni bagi masyarakat setempat, maupun wisatawan dari berbagai daerah bahkan mancanegara.
Pada perhelatan Festival Didong 2022 ini mengusung tema Berseni Kite Morom (Berseni Kita Bersatu).
Selain akan ada penampilan Tari Guel dan Tarian Saman, agenda paling penting adalah perlombaan Didong tingkat SMA yang akan memperebutkan total hadiah Rp 15 juta.
Kegiatan tersebut berpusat di GOR Kabupaten Bener Meriah.
"Festival Didong merupakan agenda penting dari kalender pariwisata Disbudpar Aceh. Dengan adanya Festival Didong menjadikan seni ini tetap lestari dari generasi ke generasi," kata Kadis Disbudpar Aceh, Almuniza Kamal.
Baca juga: "Didong Morom," Seni Menyampaikan Maaf dalam Irama "Pepongoten"
Ia menjelaskan, Didong telah menjadi warisan tak benda Kemendikbud tahun 2015.
Karena itu, festival semacam ini menjadi medium untuk memperkenalkan Didong lebih dalam kepada generasi baru.
Didong merupakan kesenian rakyat di dataran tinggi Provinsi Aceh, yang memadukan unsur tari, vokal, dan sastra yang menyatu dalam khazanah Budaya Gayo.
"Lomba Didong untuk anak SMA adalah ikhtiar kita bersama untuk menjaga seni ini tetap eksis. Tugas kita memastikan seni warisan berumur panjang, dan tetap diminati anak cucu di tengah era disrupsi," tuturnya.
Perlombaan Didong memberikan semangat berlebihan bagi setiap SMA yang ada di Bener Meriah, untuk menjadikan Didong masuk dalam ektra kurikuler ataupun pelajaran muatan lokal.
Dengan begitu, secara kelembagaan dari sekolah telah mengambil peran dalam melestarikan Didong.
Baca juga: Kisah LK Ara, Ceh Lakiki Mengarang Didong Gayo Sambil Memejamkan Mata
Menur Almuniza, regenerasi menjadi keniscayaan, mengingat banyak insan Didong di generasi lampau, satu per satu sudah mendahului kita.