Jurnalisme Warga
Bus, Moda Transportasi Idola Keluarga
Auto bus yang menjadi idolanya adalah Putra Pelangi, Sempati Star, dan yang terbaru Jasa Rahayu Gumpueng (JRG).
Beberapa waktu lalu, saya menyempatkan diri menikmatai perjalanan bersama keluarga dari Matangglumpang Dua, Bireuen, menuju Medan, Sumatera Utara (Sumut) dalam rangka perjalanan ke negeri seberang.
Kami menggunakan Bus Putra Pelangi. Awalnya sempat kecewa karena bus yang kami pesan tidak sesuai dengan yang berangkat malam itu.
Seharusnya Bus Putra Pelangi, tetapi akhirnya naik yang nonstop.
Pada saat kami naik di depan Raja Pelangi Travel Matangglumpang Dua, ada juga penumpang lain dengan tujuan yang sama.
Setelah menyerahkan tiket dan nomor barang kami dipersilakan naik ke bus melalui pintu depan.
Saya menyapa sopir dan kernet yang namanya tak asing dalam komunitas ‘hunting’ bus.
Saya melirik ke beberapa sisi dalam bus, penumpang banyak yang tertidur, maklum seharusnyan bus yang kami tumpangi adalah rute Bireuen-Medan, tetapi yang ada rute Banda Aceh–Medan.
Alunan musik dengan lagu sendu menemani para penumpang yang tidur.
Karena baru naik ke bus, belum merasa ngantuk, lagi pula duduk di sisi dekat jendela kaca, saya dapat melihat pemandangan malam di sisi jalan nasional.
Banyak warung kopi yang masih buka dan lalu lalang kendaraan sesekali menyilaukan mata karena sorotan lampunya.
Duduk di sisi jendela saya dapat merasakan bagaimana sensasi pada saat mobil berbelok di beberapa tikungan yang patah dan tajam.
Saya melawan jantung yang berdetak kencang pada saat ada bus lain yang mendahului ke depan dan badan bus nyaris beradu dan menyentuh kaca di sisi saya.
Sungguh pengalaman yang tak dapat dilupakan.
Sang sopir bukannya tak mau mengalah, tetapi karena kondisi dalam kecepatan tinggi sulit untuk mengerem maka harus menyesuaikan dengan keadaan.
Perjalanan malam hari lebih nyaman karena jumlah kendaraan yang melintas terbatas.