Nilai Tukar Rupiah Menguat Rp15.676 per Dolar AS, Ekonom: Berpotensi Tembus Rp 16.000
Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berada di level Rp15.676 pada Senin pukul 09.23 WIB (7/11/2022).
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berada di level Rp15.676 pada Senin pukul 09.23 WIB (7/11/2022).
Sebelumnya pada Jumat (4/11/2022), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di level Rp15.738.
Jika dilihat lebih detail, rupiah mengalami penguatan 62 poin.
Dalam beberapa hari ke belakang, mata uang Garuda terpantau mengalami tren pelemahan.
Pengamat Pasar Keuangan Ibrahim Assuaibi mengatakan, fluktuasi rupiah masih akan terjadi pada pekan ini.
Utamanya disebabkan masih menguatnya indeks dolar AS, imbas adanya sentimen kenaikkan suku bunga Bank Sentral AS, alias The Fed.
"Dalam perdagangan akhir pekan kemarin (7/11/2022) mata uang rupiah ditutup melemah 43 point walaupun sebelumnya sempat melemah 45 point dilevel Rp15.738 dari penutupan sebelumnya di level Rp15.695," ucap Ibrahim dalam analisanya, (4/11/2022).
"Sedangkan untuk perdagangan Senin (hari ini), mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.710 hingga Rp15.780," sambungnya.
Sebelumnya pada akhir pekan lalu, pelemahan rupiah disebabkan sentimen indeks dolar AS yang masih kuat.
"(Pelemahan rupiah akhir pekan lalu) indeks dolar yang sedikit mundur pada hari Jumat, tetapi tetap mendekati level tertinggi dua minggu setelah Federal Reserve menaikkan suku bunga seperti yang diharapkan," ucap Ibrahim.
"Bank sentral memperkirakan suku bunga AS akan mencapai puncaknya pada tingkat yang lebih tinggi dari perkiraan semula," pungkasnya.
Baca juga: Siang Ini Rupiah Terus Melemah, Rp 15.613 Per Dolar AS, Won Korea Hingga Yen Jepang Menguat
Rupaih Bisa Tembus Rp 16.000 Per Dollar AS
Ekonom sekaligus Direktur Center of Economic and Law Studies Bhima Yudhistira mengatakan, rupiah berpotensi tembus Rp 16.000 per dollar AS sebelum 2023.
Pasalnya, bank sentral AS (The Fed) masih gencar menaikkan suku bunga acuannya sehingga memicu tekanan kurs ke negara berkembang, termasuk Indonesia.
Sepanjang 2022 ini, The Fed telah enam kali menaikkan suku bunga acuannya dengan total kenaikan sebesar 375 basis poin (bps) atau 3,75 persen menjadi 3.75-4.00 persen. Kenaikan ini diperkirakan masih akan berlanjut.