Kosmetik
BPOM Ungkap Praktik Industri Kosmetik Rumahan Berbahaya, 92 Produk Beredar di Kecamatan Darul Kamal
Bukan tanpa alasan, di Aceh sendiri kata Yudi, pendistribusian kosmetik ilegal yang mengandung bahan berbahaya cukup banyak ditemukan.
Penulis: Indra Wijaya | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Indra Wijaya | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Satreskrim Polresta Banda Aceh bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan ( BPOM) Aceh berhasil mengungkap 92 produk kosmetik tanpa izin edar di Kecamatan Darul Kamal, Aceh Besar, Senin (15/11/2022).
Dari 92 produk yang diamankan, setelah hasil uji laboratorium yang dilakukan oleh BPOM Aceh, terdapat 15 produk mengandung bahan berbahaya dan 13 produk mengandung merkuri.
Kepala BPOM Aceh, Yudi Noviandi mengatakan, saat melakukan pengungkapan, kedua tersangka NH dan HG sempat melakukan penolakan.
• Polresta Banda Aceh dan BPOM Aceh Sita Puluhan Kosmetik Ilegal
“Karena produknya dijual di rumah pelaku, bukan di toko dan pasar. Kita bersama polisi akan terus mengungkap kasus-kasus pidana pelanggaran di bidang kosmetik ini,” kata Yudi.
Bukan tanpa alasan, di Aceh sendiri kata Yudi, pendistribusian kosmetik ilegal yang mengandung bahan berbahaya cukup banyak ditemukan.
Seperti pengungkapan kasus kali ini, pihaknya menemukan tiga kandung bahan berbahaya dari produk kosmetik yang dijual.
Seperti, kandungan merkuri, hidrokinon dan asam retinoat yang ditemukan dalam produk tersebut. “Merkuri ini kalau digunakan untuk kosmetik kulit menghitam, kulit kemerahan dan akhirnya pergi ke dokter kulit karena kulitnya rusak,” jelasnya.
• Polresta Banda Aceh Tangkap Pasutri, Diduga Jual Kosmetik Ilegal, 15 Mengandung Bahan Berbahaya
Sementara hidrokinon dan asam retinoat ini merupakan resep obat yang bisa digunakan, namun tidak bisa dicampurkan dalam produk kosmetik. Dampaknya jika digunakan dalam produk kosmetik hampir sama dengan kandungan merkuri.
Dalam pengungkapan kasus itu, pihaknya bersama Satreskrim Polresta Banda Aceh mengamankan beberapa produk kosmetik seperti cream, lotion, bedak, sabun serta beberapa produk lainnya.
“Kita akan terus melakukan pengembangan terkait kasus ini. Kebanyakan yang beli produk mereka rata-rata itu remaja dan ibu rumah tangga,” pungkasnya.(*)
• Warga Kota Kherson Laporkan Episode Penyiksaan dan Pemerkosaan Selama Pendudukan Rusia
• Kakankemenag Aceh Buka Festival COMIC 2022 se-Indonesia
• Tanggapi Kunjungan Volodymyr Zelenskyy, Kremlin Tegaskan Kherson Masih Masuk Wilayah Federasi Rusia