Pojok UMKM Aceh

Ija Kroeng Perkenalkan Kain Sarung Tenun

Ija Kroeng menjadi salah satu UMKM inspirasi di Aceh. Berawal dari produksi kecil-kecilan, kini produknya sudah melanglang buana hingga ke Eropa.

Editor: IKL
For Serambinews
hairul Fajri Yahya, Owner Ija Kroeng 

"Jika dulu kita beli kain dari luar, lalu kita jahit, sekarang sudah tidak lagi. Bahan kainnya ditenun sendiri oleh anak-anak Aceh dengan bahan baku yang ada di Aceh juga". Khairul Fajri Yahya, Owner Ija Kroeng

SERAMBINEWS.COM - Ija Kroeng menjadi salah satu UMKM inspirasi di Aceh. Berawal dari produksi kecil-kecilan, kini produknya sudah melanglang buana hingga ke Eropa.

Khairul Fajri Yahya, sang Owner Ija Kroeng juga tak pernah berhenti berinovasi dalam mengeluarkan produknya. Tahun ini, Ija kroeng melakukan gebrakan yang sangat luar biasa dalam dunia fesyen Aceh, dengan mengeluarkan produk kain sarung tenun untuk produk-produk terbarunya.

“Jika dulu kita beli kain dari luar, lalu kita jahit, sekarang sudah tidak lagi. Bahan kainnya ditenun sendiri oleh anak-anak Aceh dengan bahan baku yang ada di Aceh juga,” ungkap Khairul.

Baca juga: T Irwan Djohan : Ija Kroeng Jadi Inspirasi Bagi UMKM yang Lain

Difasilitasi Bank Indonesia Perwakilan Aceh dan Indonesian Fashion Chamber, menurut Khairul, ia sudah mengirim beberapa anak Aceh untuk magang ke Bandung selama beberapa bulan lalu guna mempelajari teknik-teknik menenun.

Dengan menggunakan sistem kain tenun TBM, lanjut Khairul, maka akan kembali membuka peluang tenaga kerja yang lebih besar. Sebab, sejak bahan baku sudah dikerjakan semuanya di Aceh.

Saat ini anak-anak Aceh yang belajar di Bandung sudah berhasil mengeluarkan produk-produk kain sarung model terbaru. Khairul mengungkapkan, kain sarun tenun sudah diperkenalkan Jadi Inspirasi Bagi yang Lain di Aceh pada 8 Oktober lalu di Jakarta dalam event Fashion Show ISEF.

Kemudian, diperkenalkan juga pada ajang Jakarta Muslim Fashion Week di ICE BSD City, Tangerang.

Di dua ajang tersebut, menurutnya, kain sarung tenun milik Ija Kroeng mampu menarik animo para peminat fesyen. Bahkan, ada pengunjung dari Uni Emirat Arab, Ethiopia, hingga Malaysia yang sangat menyukainya.

Setelah penampilan itu, ia pun langsung menjajaki kerja sama dengan sejumlah pihak dari luar negeri. Bahkan, ada organizer dari Malaysia yang menawarkan Ija Kroeng untuk tampil di Kuala Lumpur. Khairul mengakui, produksi kain sarung tenun masih sangat terbatas.

Hal itu karena dapur produksi Ija Kroeng baru memiliki empat alat tenun. Namun, seiring permintaan pasar nanti, ia berencana menambah jumlah alat tenun. Sehingga bisa memproduksi kain sarung tenun lebih banyak dan memenuhi kebutuhan pasar.

Khairul Fajri memang memiliki rencana panjang dan sustainable dalam melestarikan produk Ija Kroeng.

Setelah melakukan inovasi dengan kain tenun, ke depan ia berencana untuk bisa memproduksi benang sendiri, baik benang katun maupun sutra. Tentu dibutuhkan budidaya ulat sutra dan berbagai sumber lain untuk menghasilkan benang dengan kualitas bagus.

Menurutnya, Ija Kroeng berkeinginan agar produk yang dihasilkan memiliki rantai bahan baku yang semuanya diproduksi di Aceh yaitu mulai dari bahan baku benang, bahan setengah jadi kain, hingga dapur produksi Ija Kroeng sendiri.

Baca juga: Dinas Dukung Peningkatan Kemampuan Pelaku UMKM

Jika rencana itu terwujud, sebut Khairul, maka Ija Kroeng makin menabalkan diri sebagai produk yang bukan hanya memperkenalkan seni tenun dan motif Aceh, tapi juga membuka lapangan kerja yang luas. Ija Kroeng sendiri selama ini sudah mampu mengubah mindset anak muda terhadap kain sarung sebagai warisan kebudayaan Aceh.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved