Breaking News

Cegah Terjerumus dalam Konflik, Mahasiswa UIN Ar-Raniry Belajar di Museum Memorial Perdamaian Aceh

Badan Kesbangpol Aceh menyiapkan Museum Memorial Perdamaian Aceh di kompleks perkantorannya. Ia menjadi tempat belajar masalah konflik Aceh & resolusi

Editor: Amirullah
For Serambinews
Deny Adrian dari Kesbangpol menjelaskan tentang konflik Aceh kepada mahasiswa KPI FDK UIN Ar-Raniry 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Masyarakat Aceh sangat lama hidup dalam konflik. Konflik terakhir adalah antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan RI yang berujung penandatanganan kesepahaman damai (MoU) di Helsinki, Finlandia, pada 15 Agustus 2005.

Badan Kesbangpol Aceh menyiapkan Museum Memorial Perdamaian Aceh di kompleks perkantorannya. Ia menjadi tempat belajar masalah konflik Aceh dan resolusinya.

Pada Jumat (18/11/2022), dosen UIN Ar-Raniry Hasan Basri M Nur, mengajak 33 mahasiswa dari Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry untuk belajar lapangan ke Museum Memorial Perdamaian Aceh di Kantor Kesbangpol Aceh.

Mahasiswa itu tergabung dalam Mata Kuliah Press Release dan dilatih untuk mampu menyiapkan siaran pers.

“Mereka harus memahami konflik Aceh dan resolusinya untuk kemudian menulisnya dalam bentuk berita sehingga menjadi pendidikan bagi generasi baru agar tidak terjerumus dalam konflik yang sama pada masa mendatang,” kata Hasan Basri M Nur.

Baca juga: Surya Manurung Beristri Cantik, Adinya Tak Mau Kalah dan Punya Pacar Tampan, Ini Sosoknya

Rombongan mahasiswa Prodi KPI ini diterima oleh Kabid Kajian Strategis dan Penanganan Konflik Kesbangpol Dedy Adrian SE MM.

Di hadapan mahasiswa, Dedy Adrian menjelaskan kilasan sejarah konflik Aceh yang sangat suram serta tujuan pembangunan Museum Memorial Perdamaian Aceh.

Sementara tokoh pemuda Aceh, Jamaluddin Jamil, dihadirkan sebagai dosen tamu pada kuliah lapangan tersebut.

Jamaluddin yang juga Ketua Forum Komunikasi Jejaring Pemagangan (FKJP) Aceh bercerita tentang pengalaman hidup di era konflik yang sangat menderita.

“Hidup pada masa konflik itu sangat menderita, baik dari aspek keselamatan jiwa, mata pencaharian, pendidikan dan lain-lain,” kata Jamal yang juga Ketua KNPI Aceh (2013-2017).

Jamaluddin mengajak mahasiswa yang semuanya merupakan Generasi Z untuk tidak mudah terprovokasi untuk ikut ajakan dalam konflik baru.

Jamaluddin mengajak mahasiswa untuk mengisi ruang perdamaian dengan aktivitas pendidikan dan ekonomi. Setiap mahasiswa harus memiliki usaha masing-masing sebelum ikut wisuda. []

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved