Internasional

Bulgaria Tangkap Lima Orang, Membantu Tersangka Pengeboman di Istanbul

Bulgaria telah menangkap lima orang yang membantu salah satu tersangka ledakan bom di Istanbul tengah yang menewaskan enam orang.

Editor: M Nur Pakar
AFP/Yasin AKGUL
Ribuan orang membawa peti mati Yagmur Ucar dan Arzu Ozsoy untuk dimakamkan, dua korban ledakan bom di Istanbul, Turki pada Senin (14/11/2022). 

SERAMBINEWS.COM, SOFIA - Bulgaria telah menangkap lima orang yang membantu salah satu tersangka ledakan bom di Istanbul tengah yang menewaskan enam orang.

Turkiye pada Jumat (18/11/2022) memenjarakan 17 orang atas ledakan pada Minggu (13/11/2022) lalu.

Ankara langsung menuduh Partai Pekerja Kurdistan (PKK) terlarang yang ditetapkannya sebagai kelompok teror.

Para korban termasuk dua gadis berusia sembilan dan 15 tahun.

"Lima orang telah didakwa atas bantuan kepada salah satu tersangka untuk melarikan diri," kata Siyka Mileva, juru bicara kantor kejaksaan Sofia.

Dilansir AFP, Minggu (20/11/2022), saluran televisi lokal melaporkan tiga orang yang didakwa di Bulgaria berasal dari Moldova.

Baca juga: Turki Tangkap Tersangka Utama Pengeboman Istanbul di Wilayah Oposisi Suriah

Sedangkan yang keempat berasal dari negara Arab yang tidak disebutkan namanya.

Tidak ada rincian langsung tentang orang kelima.

PKK dan cabangnya di Suriah, YPG, membantah terlibat dalam ledakan itu, yang juga melukai 81 orang.

Tidak ada individu atau kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

Polisi Turki menangkap tersangka utama Alham Albashir, seorang wanita Suriah yang dikatakan bekerja untuk militan Kurdi di pinggiran kota Istanbul.

Albashir dilaporkan mengaku menanam bom selama interogasinya.

Baca juga: Erdogan Tolak Ucapan Belasungkawa AS Atas Serangan Bom di Istanbul, Menewaskan Enam Orang

Pengadilan Istanbul mengembalikan 17 tersangka dalam penahanan pra-sidang.

Mereka dituduh ikut menghancurkan persatuan nasional dan pembunuhan yang disengaja.

Albashir mengatakan bergabung dengan PKK karena pengaruh pacarnya.

Dia berusaha mempertahankan hubungannya dengan kelompok tersebut setelah putus dengannya, lapor kantor berita Anodolu Turkiye.

Serangan itu menjadi yang paling mematikan dalam lima tahun terakhir ini.

Bahkan, membangkitkan kenangan pahit dari gelombang pengeboman nasional dari 2015 hingga 2017.

Dimana, sebagian besar disalahkan pada militan Kurdi dan militan ISIS.(*)

Baca juga: Bom Guncang Pejalan Kaki Istanbul, Enam Orang Tewas dan Puluhan Terluka

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved