Opini
Banda Aceh, Bersoleklah!
24-25 November 2022 nanti Kota Banda Aceh akan menjadi tuan rumah Malam Penganugerahan API Award 202

Dan yang terpenting lagi hari ini adalah masyarakat wisata dari 37 Provinsi di Indonesia akan datang ke Ibu Kota Provinsi Aceh ini bukan sekedar untuk berkompetisi sambil berekreasi melainkan mereka juga akan belajar bagaimana strategi Aceh dalam membangun dunia kepariwisataannya selama ini sehingga berhasil unggul dalam perspektif penyelenggaraan API Award.
Layaknya tuan rumah dari hajatan sebuah pesta yang sedang menunggu kedatangan tamu istimewa tentu Banda Aceh perlu bersolek agar terlihat lebih anggun, cantik dan menawan dari sang tamu.
Mulai dari merubah penampilan, menata fasilitas, hingga menyiapkan bentuk pelayanan dan hidangan yang istimewa harus maksimal untuk memastikan hari “H” yang penuh kesan dimata semua yang hadir.
Berbeda halnya dengan menjadi tuan rumah untuk event-event yang lain, menyelenggarakan event wisata, peserta yang terlibat sulit mengakomodir kelemahan dan kekurangan.
Semua harus terlihat sempurna karena wisata identik dengan menjual kesan.
Dan kesan ini berefek kepada pesan lisan yang sifatnya berantai.
Apalagi kita sedang berada di zaman now yang merupakan eranya media sosial.
Baca juga: Air Terjun Terujak Aceh Timur Masuk Nominasi API Award 2022, Begini Cara Beri Dukungan
Baik buruknya kesan yang diperoleh langsung berefek dalam hitungan detik.
Viral dengan image positif atau sebaliknya dengan image negatif.
Penting disadari hari ini adalah Aceh di branding sebagai daerah Istimewa di Indonesia yang menjalankan Syariat Islam.
Tentu yang memenuhi rongga pemikiran calon tamu adalah bagaimana syariat tersebut mampu menata dan menopang pembangunan dan pengembangan dunia wisata.
Konon lagi dunia pariwisata memang sudah terlanjur dianggap berdampingan dengan aktivitas anti syariat alias maksiat.
Tentu publik ingin mendapatkan sesuatu yang istimewa dari bentuk wisata halal ala Aceh.
Dalam hal ini tentu Aceh akan hadir sebagai model wisata halal atau wisata syariah bagi Indonesia.
Jangan kemudian justru menjadi momok yang merusak konsep wisata berbasis syariah itu sendiri.