Internasional

Dewan HAM PBB Gelar Pertemuan Mendadak, Kutuk Tindakan Keras Pasukan Keamanan Iran ke Demonstran

Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) PBB mengadakan pertemuan mendadak pada Kamis (24/11/2022) untuk membahas kondisi di Iran.

Editor: M Nur Pakar
AFP/UGC
Pasukan keamanan Iran memperingatkan penduduk di sebuah kompleks di Distrik Chitgar di Ibu Kota Teheran agar tidak ikut demonstrasi, Selasa (1/11/2022). 

“Kita harus melakukan semua yang kita bisa untuk mengungkap kebenaran tentang apa yang terjadi di dalam Iran dan mendukung seruan rakyat Iran untuk keadilan dan akuntabilitas,” kata Dubes AS Michele Taylor.

Tara Sepehri Far, seorang peneliti Iran dengan Human Rights Watch, mendesak dewan untuk menyoroti represi yang semakin dalam.

Sementara itu, Teheran telah melobi keras terhadap resolusi dan pendukung Baratnya.

“Dengan sejarah panjang kolonialisme dan pelanggaran hak asasi manusia negara lain, AS dan Eropa tidak dalam posisi berpura-pura menjadi pendukung hak asasi manusia,” cuit Kementerian Luar Negeri Iran.

Jerman dan Islandia mendapat dukungan luas atas permintaan mereka untuk mengadakan sesi hari Kamis, termasuk lebih dari sepertiga dari 47 anggota dewan.

Diplomat Barat menyuarakan optimisme hati-hati bahwa resolusi itu akan tercapai.

Tetapi juru bicara kementerian luar negeri Jerman Christofer Burger mengakui kepada wartawan keberhasilan memperoleh mayoritas tidak pasti."

Dewan HAM PBB telah melihat penolakan yang meningkat dari negara-negara termasuk China, Rusia dan Iran atas dugaan pelanggaran.

Baca juga: Pasukan Keamanan Iran Berondong Mobil, Anak Laki-Laki Sembilan Tahun Tewas

Bulan lalu, negara-negara Barat mengalami kekalahan telak ketika upaya mereka untuk memasukkan dugaan pelanggaran China di wilayah Xinjiang ke dalam agenda dewan digagalkan.

Tetapi Iran mungkin akan lebih sulit menghalangi resolusi.

Dewan tersebut telah menyuarakan keprihatinan atas catatan hak asasi manusia Iran dengan pada tahun 2011.

Menunjuk seorang pelapor khusus untuk memantau negara tersebut, dan memberikan suara setiap tahun sejak saat itu untuk memperbarui mandat tersebut.

“Itu harus berlalu,” kata Omid Memarian, seorang analis di Democracy for the Arab World Now.

"Jika itu terjadi, akan memberikan dorongan moral yang sangat besar kepada para pengunjuk rasa," ujarnya.

"Ada peringatan kepada pelanggar hak asasi manusia di Iran, seluruh dunia tidak akan aman bagi mereka," tamnbahnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved