Korban Gempa Cianjur
Warga Korban Gempa Cianjur Makan Wortel Busuk, Ada Logistik yang Dijarah
Selain bantuan makanan, warga di pengungsian juga berharap mendapatkan bantuan obat-obatan, selimut, dan tenda.
Hal senada dikatakan Ketua RW 04, Ali Usman.
Ali mengatakan, kabar yang beredar di media sosial soal meninggal karena kelaparan itu hoaks. "Banyak saksinya dari keluarga, jadi kabar tersebut adalah hoaks tidak benar," ujar Ali.
Ia juga akan melaporkan kronologis kejadian meninggalnya Halimah kepada kepala desa. "Saya hendak melaporkan juga untuk mengklarifikasi berita hoaks tersebut kepada pihak desa," ujar Ali.
Baca juga: Pj Wali Kota Banda Aceh Tinjau Pasar Murah di Kecamatan Meuraxa, Bakri Siddiq: Tingkatkan Daya Beli
Baca juga: Total Korban Meninggal Gempa Cianjur Bertambah 318 Orang, 14 Korban Belum Ditemukan
Penjarahan Logistik
Terpisah, di Kampung Pasir Ipis, Desa Sukamulya, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat masih minim bantuan, terutama di RW 01. RW yang terdiri dari 1800 jiwa ini masih sangat membutuhkan bantuan, mulai dari logistik obat-obatan hingga keperluan balita.
"Alhamdulillah untuk saat ini, bantuan sudah mulai mengalir kesini. Walaupun memang kami, sedikit terhambat di hari pertama hingga kedua. Di hari ketiga paskagempa, kami baru bisa merasakan bantuan logistik. Itu pun masih sangat minim," ujar Koordinator Bantuan Kampung Pasir Ipis RW 01, Aldi Saprudin.
Tak hanya bantuan logistik, tenaga medis pun sangat kurang di Kampung Pasir Ipis RW 01 ini. "Setiap hari ada saja warga di sini yang membutuhkan bantuan medis, soalnya di sini hanya ada 1 tenaga medis. Itupun tidak bekerja 24 jam, kasihan warga yang ingin berobat," tambahnya.
Pria berumur 24 tahun tersebut menjelaskan, Kampung Pasir Ipis RW 01 ini sempat mengalami penjarahan bantuan logistik. "Bantuan yang harusnya datang kesini, selalu dicegat dijalan, makanya kami baru merasakan bantuan menyeluruh itu baru-baru ini. Listrik saja baru bisa masuk hari Jumat sore, itu pun hanya beberapa rumah yang dapat," ujar Aldi.
RW yang berada di ujung Kampung Pasir Ipis ini sekarang dihuni mendirikan 48 posko di sepanjang daerahnya. Selain itu, satu poskonya pun bisa diisi oleh ratusan orang.
"Mau bagaimana lagi, di daerah sini tidak punya lahan yang luas. Jadi jika ada lahan sedikit, ya disitu bisa didirikan tenda sementara. Makanya sekarang kita membutuhkan banyak terpal untuk keperluan pembuatan tenda," pungkasnya.(Tribun Network/adi/fer/kps/wly)