Breaking News

Internasional

Demonstrasi Nasional Berdarah Iran Ikut Menewaskan 60 Anak-Anak Laki-Laki dan Perempuan

Aksi demonstrasi nasional di seluruh negeri Iran telah berubah menjadi kerusuhan paling berdarah.

Editor: M Nur Pakar
AFP/UGC
Pasukan keamanan Iran memperingatkan penduduk di sebuah kompleks di Distrik Chitgar di Ibu Kota Teheran agar tidak ikut demonstrasi, Selasa (1/11/2022). 

Disebutkan, tekanan terhadap demonstrasn semakin meningkat, dengan pihak berwenang meluncurkan kampanye menjatuhkan hukuman mati kepada mereka.

"Saya khawatir rezim Iran akan bereaksi keras terhadap resolusi Dewan Hak Asasi Manusia dan ini dapat memicu lebih banyak kekerasan dan tekanan ," kata Javaid Rehman.

Dia merujuk pada pemungutan suara Dewan Hak Asasi Manusia PBB untuk melakukan penyelidikan atas tindakan keras tersebut. minggu lalu.

Teheran telah menolak penyelidikan tersebut dan mengatakan tidak akan bekerja sama.

“Sekarang otoritas telah memulai kampanye hukuman mati ke demonstran,” tambahnya.

Dikatakan, sebanyak 21 orang yang ditangkap dalam konteks protes menghadapi hukuman mati.

Termasuk seorang wanita yang didakwa atas pelanggaran pidana yang tidak jelas dan dirumuskan secara luas.

Baca juga: Iran Tolak Penyelidikan PBB, Negara Asing Ikut Menyebar Kerusuhan

"Sebanyak enam orang telah dijatuhi hukuman mati bulan ini," kata Rehman.

Kantor hak asasi manusia PBB mengkonfirmasi dalam email, salah satu dari mereka yang didakwa atas “korupsi di bumi' karena mempublikasi kebohongan dalam skala besar.

Terdakwa merupakan rapper terkenal Iran Toomaj Salehi, mengutip seorang pejabat pengadilan.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved