Luar Negeri

Pentagon Tuduh Rusia Tembakkan Rudal Nuklir Tanpa Hulu Ledak ke Ukraina

Amerika Serikat menyebut Rusia menembakkan rudal jelajah nuklir yang tidak berhulu ledak ke sasaran di Ukraina untuk menguras stok pertahanan udara

Editor: Faisal Zamzami
YouTube
Rudal Iskander 9K720 ISKANDER-M Rusia 

SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON - Amerika Serikat menyebut Rusia menembakkan rudal jelajah nuklir yang tidak berhulu ledak ke sasaran di Ukraina untuk menguras stok pertahanan udara Ukraina, kata seorang pejabat senior militer AS, Selasa, (29/12/2022) seperti laporan Straits Times, Rabu, (30/11/2022).

Pejabat yang menolak disebutkan namanya itu ditanyai tentang penilaian 26 November oleh intelijen militer Inggris yang mengatakan Rusia "kemungkinan" mengeluarkan hulu ledak nuklir dari rudal jelajah dan menembakkan amunisi tak bersenjata ke Ukraina.

Pembaruan intelijen itu mengutip citra sumber terbuka yang menunjukkan puing-puing rudal jelajah yang diluncurkan dari udara yang ditembakkan ke Ukraina, yang tampaknya dirancang tahun 1980-an sebagai sistem rudal nuklir.

Kementerian pertahanan Inggris mengatakan sebuah pemberat mungkin menggantikan hulu ledak, sebuah sistem yang masih akan menghasilkan kerusakan melalui energi kinetik rudal dan bahan bakar yang tidak terpakai.

Ditanya tentang pernyataan tersebut, pejabat militer AS mengatakan kepada wartawan Pentagon, “Ini pasti sesuatu yang mereka coba lakukan untuk mengurangi dampak dari sistem pertahanan udara yang digunakan Ukraina.”

Baca juga: Pangkalan Militer AS Diserang Rudal, Ketegangan di Perbatasan Turki-Suriah Meningkat

Gedung komando militer Mykolaiv milik Ukraina yang hancur diserang rudal Rusia. Amerika Serikat mengungkapkan Rusia menembakkan rudal jelajah nuklir yang tidak berhulu ledak ke sasaran di Ukraina untuk mencoba menguras stok pertahanan udara Kiev. (Sumber: AP Photo/Evgeniy Maloletka)
 
Ini adalah komentar pertama dari seorang pejabat AS tentang penilaian tersebut.

Pentagon mengatakan serangan rudal Rusia di Ukraina sebagian dirancang untuk menghabiskan pasokan pertahanan udara Kyiv dan akhirnya untuk mencapai dominasi dirgantara di atas Ukraina.

Oleh karena itu, Amerika Serikat dan sekutu lainnya berfokus pada penyediaan pasokan pertahanan udara untuk Ukraina

Mulai dari sistem warisan era Soviet hingga sistem Barat yang lebih modern.

Seorang pejabat senior pertahanan AS, juga berbicara dengan syarat anonim dalam pengarahan hari Selasa, mengakui sistem pertahanan rudal Patriot adalah salah satu dari banyak kemampuan pertahanan udara yang dipertimbangkan untuk membantu Kiev melindungi diri dari rudal Rusia.

Amerika Serikat menyediakan berbagai kemampuan pertahanan udara ke Ukraina, termasuk sistem pertahanan udara Nasam serta lebih dari 1.400 sistem anti-pesawat Stinger dan kontra-artileri dan radar pengawasan udara.

Baca juga: Presiden Ukraina Peringatkan Warganya, Serangan Udara Rusia Bisa Lebih Dahsyat

Ukraina desak sekutu percepat dukungan untuk perang musim dingin

Ukraina pada Selasa, mendesak anggota NATO untuk mempercepat pengiriman senjata dan membantu memulihkan jaringan listriknya yang hancur.

Rusia telah melepaskan gelombang serangan terhadap infrastruktur energi Ukraina yang membuat jutaan orang jatuh ke dalam kegelapan.

Dilansir dari Kantor berita AFP, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba menyerukan pasokan senjata, terutama sistem pertahanan udara canggih untuk bisa datang lebih cepat.

Dia berkata demikian saat bergabung dalam pertemuan dua hari para menteri luar negeri NATO di ibu kota Rumania, Bukares.

“Ketika kami memiliki trafo dan generator, kami dapat memulihkan sistem kami, jaringan energi kami, dan menyediakan kondisi kehidupan yang layak bagi masyarakat,” kata Kuleba.

“Ketika kami memiliki sistem pertahanan udara, kami akan dapat melindungi infrastruktur ini dari serangan rudal Rusia berikutnya,” tambahnya.

Ukraina terima sistem roket jarak jauh dari Perancis

Ukraina mengatakan pada Selasa bahwa pihaknya telah menerima sistem peluncur roket berganda dari Perancis yang menambah persenjataan artileri jarak jauh yang dikreditkan dengan perubahan dinamika di medan perang melawan Rusia.

 
"LRU dari Prancis telah tiba di Ukraina! Tentara Ukraina sekarang bahkan lebih kuat," tweet Menteri Pertahanan Ukraina Oleksiy Reznikov.

LRU yang disediakan Perancis adalah jenis keempat dari sistem peluncur roket canggih (MLRS) -setelah HIMARS, M270 dan MARS II- yang akan dipasok ke Ukraina untuk membantu Kyiv memerangi invasi Rusia.

Rudal ini memiliki jangkauan sekitar 70 kilometer (43 mil).

Ukraina dalam beberapa bulan terakhir telah menggunakan sistem yang dipasok Barat untuk menyerang stasiun komando dan depot amunisi lebih dalam ke wilayah yang dikuasai Rusia daripada yang diizinkan oleh gudang senjatanya sendiri.

Baca juga: Hasil Piala Dunia 2022: Inggris Juara Grup B, Amerika Serikat ke 16 Besar Usai Bungkam Iran

Baca juga: Rancangan Perubahan Qanun Jinayat Berlabuh di Kemendagri, Komisi 1 Minta Fasilitasi Dipercepat

Baca juga: Jaksa Tetapkan Mantan Dirut PDAM Tirta Krueng Meureudu Sebagai Tersangka Korupsi


 
 Kompastv: Pentagon: Rusia Tembakkan Rudal Nuklir Tanpa Hulu Ledak ke Ukraina

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved