Berita Banda Aceh

Disbudpar Aceh Luncurkan Busana Berbudaya Sebagai Pakaian Adat dan Seragam Kerja Harian

"Hal ini menjadi titik balik Disbudpar karena hari ini kita akan meluncurkan pakaian sendiri untuk dinas dan SKPA lainnya,"

Editor: Agus Ramadhan
SERAMBINEWS.COM/Nadia Safriani
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh meluncurkan busana berbudaya sebagai pakaian adat dan seragam kerja di Ballroom Hotel Ayani Banda Aceh, Senin (5/12/2022). 

Disbudpar Aceh Luncurkan Busana Berbudaya Sebagai Pakaian Adat dan Seragam Kerja Harian

Laporan Nadia Safriani | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh meluncurkan busana berbudaya sebagai pakaian adat dan seragam kerja di Ballroom Hotel Ayani Banda Aceh, Senin (5/12/2022).

Peluncuran Busana Berbudaya Aceh ini dilakukan oleh Kepala Disbudpar Aceh, Almuniza Kamal SSTP MSi.

"Hal ini menjadi titik balik Disbudpar karena hari ini kita akan meluncurkan pakaian sendiri untuk dinas dan SKPA lainnya. Seperti yang kita ketahui busana menjadi identitas dalam kehidupan masyarakat," ucapnya.

Dalam peluncuruan tersebut juga dilakukan penandatanganan perjanjian kerja sama dengan Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, yang dihadiri oleh Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Ekonomi Kreatif,  Dra Harlina Chrismayanti MM.

Busana berbudaya ini sebagai seragam kerja harian yang akan dikenakan setiap hari Jumat oleh para pegawai di lingkungan kantor Disbudpar Aceh.

Baca juga: Darud Donya: Kawasan Bekas IPAL Resmi Jadi Situs Cagar Budaya, Saatnya Pindahkan Sampah dan Lumpur

Pakaian berbudaya ini diharapkan dapat menjadi pakaian khas daerah Aceh yang dikenal masyarakat luas dalam kurun waktu beberapa tahun kedepan.

Kregiatan ini juga diisi dengan TalkShow "Busana Berbudaya Daerah" bersama  Filologi Aceh, Hermansyah MTh MA Hum dan Lukman, Cut Putri Kausaria selaku Fashion Designer & Budayawan.

Lukman menyampaikan, berdasarkan kacamata metropologis bahwa busana berbudaya sebagai upaya untuk mengembangkan kain khas Aceh sehingga bisa memperkaya dan mengembangkan dengan tetap mempertahankan nilai filosofi nya.

Sementara itu, Cut Putri mengatakan, busana berbudaya ini sejatinya sudah diinisiasi sejak delapan tahun silam dan telah melalui banyak proses serta melibatkan begitu banyak pihak.

“Baju ini sudah diinisiasi sejak 2015 oleh Sisterly Community yang kini berada dibawah Payung Lembaga Puan Pionir Aceh, dan Forum Tokoh Perempuan Aceh,” ucapnya.

Pakaian ini mengambil konsep Agaraja untuk laki-laki dengan atasan kerah tegak, kain tradisional dengan simbol segitiga menghadap ke bawah dan atas pada bagian tangan dan dada serta penambahan bordir motif Aceh dibagian baju.

Baca juga: Balai Bahasa Provinsi Aceh Luncurkan Kamus Budaya Aceh-Indonesia Berisi 1.800 Lema dan Sublema

Sementara Riegata untuk konsep perempuan yang dilengkapi dengan komponen baje krong/kerah tegak, sisi kiri dan kanan prise terbuka dan selendang yang menyatu dengan prise bagian pundak.

“Aceh memiliki banyak budaya dan jenis kain, sehingga pihaknya menginginkan untuk menyatukan Aceh melalui potongan busana ini,” Pungkas Cut Putri Kausaria

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved