Polisi Temukan Mantra, Kemenyan, dan Buli-buli, di Rumah Satu Keluarga yang Tewas di Kalideres

Dugaan tersebut berdasarkan temuan seperti berupa mantra, buku agama, dan kemenyan dalam rumah. Penyidik juga menemukan buli-buli.

Tribun Jakarta
Polisi (kiri) mengevakuasi penemuan mayat satu keluarga terdiri dari empat orang, yakni pasangan suami istri, anak usia 30 tahun dan ipar di rumah Blok AC5 No 7, Perumahan Citra Garden 1 Extension, Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (10/11/2022) malam. Kondisi empat mayat satu keluarga itu membusuk dan sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk keperluan autopsi. Penampakan lokasi penemuan empat mayat satu keluarga dalam kondisi membusuk (kanan). 

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Kasus kematian satu keluarga di sebuah rumah di Kalideres, Jakarta Barat kini mulai menemukan babak baru. Penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya mengklaim telah berhasil menemukan penyebab kematian keempat korban tewas.

"Hasil analisa dan evaluasi hari ini antara tim penyidik bersama tim gabungan ahli kedokteran forensik dan laboratorium forensik sudah ditemukan sebab-sebab kematian. Didukung fakta-fakta yang scientifik," kata Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi dalam keterangan kepada wartawan, Selasa (6/12/2022).

Hengki menerangkan kesimpulan penyebab kematian itu berdasarkan pada kecocokan hasil penyelidikan yang dilakukan oleh para ahli, baik psikologi forensik hingga kedokteran forensik.

Baca juga: Tujuh Pelaku Judi Online di Bireuen Dicambuk

Baca juga: Satpol PP Bersama Bea Cukai Lakukan Razia Pasar

"Dari tim psikologi forensik juga ditemukan fakta-fakta yang ternyata mendukung temuan dari tim kedokteran forensik. Termasuk penyelidikan lain berupa digital forensik dan penyelidikan konvensional yang lain yang dilakukan oleh penyidik," tuturnya.

Dalam temuannya, kata Hengki, polisi menduga telah terjadi aktivitas ritual tertentu yang dilakukan satu keluarga yang tewas di Kalideres, Jakarta Barat itu.

Dugaan tersebut berdasarkan temuan seperti berupa mantra, buku agama, dan kemenyan dalam rumah. Terbaru, penyidik juga menemukan buli-buli atau klentingan yang ada di TKP.

"Dari TKP terakhir kami temukan ada namanya buli-buli ataupun klentingan. Buli-buli silakan cari sendiri apa itu, ataupun klentingan," kata Hengki.

Buli-buli adalah sejenis gentong kecil yang terbuat dari tanah. Hengki menduga buli-buli atau klentingan itulah yang dipakai satu keluarga tersebut dalam melaksanakan prosesi ritual mereka.

Diketahui, temuan polisi menyatakan salah satu korban tewas atas nama Budiyanto disebut kerap atau aktif melakukan sebuah ritual.

"Ini salah satu dugaan kita dari tim psikologi forensik merupakan salah satu yang dianggap benda-benda yang digunakan untuk ritual," ujarnya.

Meski demikian, Hengki menuturkan temuan buli-buli itu tidak dapat ditindaklanjuti kepolisian.

Dia beralasan pihaknya hanya akan menindaklanjuti jika ada unsur pidana dalam kasus ini.

"(Buli-buli) tidak ada kaitannya dengan tugas kami. Tugas kami hanya menentukan ada pidana atau tidak. Secara psikologis perilaku dan sebagainya akan dijelaskan oleh psikologi forensik," pungkasnya.

Hengki belum mau membeberkan secara gamblang temuan hasil penyelidikan terkait penyebab kematian satu keluarga tersebut.

Hengki menjanjikan hasil akhir penyelidikan kasus keluarga Kalideres ini akan disampaikan secara lengkap pada Jumat (9/12) mendatang.

Baca juga: RKUHP yang Baru Disahkan; Pekerja Pers Bisa Dipenjara, Hukuman Buat Koruptor Malah Dikorting

Baca juga: Sidang Lanjutan Kasus IRT Tertipu Rp 2,7 Miliar, PN Lhokseumawe Hadirkan Tiga Saksi

Baca juga: Lanjutan Liga 1 Kembali Bergulir, Shin Tae-yong Beri Tanggapan dan Harapannya ke Depan

Sebagai informasi, empat orang yang merupakan satu keluarga ditemukan dalam keadaan meninggal dunia di sebuah rumah di Perumahan Citra Garden Satu Extension, Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (10/11). Dari informasi yang dihimpun, identitas keempat korban tewas itu yakni Rudiyanto, Reni Margaretha, Dian, serta Budiyanto.

Sejauh ini hasil penyelidikan kepolisian berhasil mengungkap bahwa Reni Margaretha telah meninggal dunia sejak bulan Mei.

Sedangkan Dian, diduga menjadi orang yang paling terakhir meninggal dunia. Tak hanya itu, penyidik juga menemukan fakta bahwa salah satu korban tewas bernama Budiyanto disebut aktif melakukan sebuah ritual.

Polisi juga menemukan sejumlah buku aliran agama, mantra yang ditulis di atas kain, hingga kemenyan.

Di sisi lain, merujuk dari temuan di lapangan, polisi menyebut kecil kemungkinan ada tindak pidana oleh pihak luar dalam kasus ini.

Sebab, tak ditemukan jejak kehadiran pihak di luar di TKP dan semua pintu terkunci dari dalam. Hengki mengatakan jika saat ekspos nanti bersama sejumlah ahli tidak ditemukan adanya unsur pidana, maka polisi akan menghentikan kasus tersebut.

"Yang jelas kita kalau emang enggak ditemukan unsur pidana ya kita hentikan, kan gitu," kata Hengki.

Hengki mengatakan tugas dan fungsi dari kepolisian hanya menentukan adanya unsur pidana atau tidak dalam kematian satu keluarga tersebut.

"Tugas kami dari kepolisian ya hanya menentukan apakah ini ada pidananya atau tidak, artinya dilihat dari sebab-sebab kematian dan juga dari olah TKP apakah ada pihak luar yang masuk ke dalam TKP," ungkapnya.(tribun network/abd/dod)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved