Internasional

Arab Saudi AKan Menjadi Pusat Industri China, Hubungan Kedua Negara Semakin Erat dan Kuat

Hussain Al-Shammari, Direktur Media Internasional Kementerian Media mengklaim Arab Saudi akan segera menjadi pusat industri China.

Editor: M Nur Pakar
Foto: Saudi Press Agency
Presiden China Xi Jinping dan Putra Mahkota Arab Saudi Mohamed Bin Salman melakukan pertemuan di Riyadh, Arab Saudi, Kamis (8/12/2022) 

Dia menilai lokasi strategis Arab Saudi di antara tiga benua Asia, Afrika dan Eropa.

Baca juga: Presiden China Sampaikan Terima Kasih Atas Sambutan Hangat Raja Salman dan Putra Mahkota

Menteri juga menegaskan kembali kolaborasi dengan Belt and Road Initiative China, serta investasi dalam kompleks penyulingan dan petrokimia terintegrasi di kedua negara.

Kerja sama antara kedua negara telah menyaksikan pertumbuhan yang luar biasa selama lima tahun terakhir, kata Bandar bin Ibrahim Al-Khorayef, Menteri Industri dan Sumber Daya Mineral Arab Saudi.

Selama kunjungan putra mahkota ke Tiongkok pada Februari 2019, kedua negara menyepakati kesepakatan untuk membangun proyek bersama yang mencakup beberapa sektor termasuk manufaktur, petrokimia, farmasi, dan lain-lain.

Kedua negara telah berbagi sejarah kerja sama yang baik, kata Al-Khorayef, mengutip contoh tujuh pabrik China yang beroperasi di berbagai bidang di Otoritas Saudi untuk Kota Industri dan Zona Teknologi.

Selain itu, terdapat 10 pabrik lain dalam berbagai tahap perencanaan, konstruksi, dan implementasi.

Selain itu, ada sekitar 12 proyek untuk Komisi Kerajaan untuk Jubail dan Yanbu dengan perusahaan China pada tahapan yang berbeda, beberapa di antaranya sedang beroperasi dan lainnya sedang dalam prosedur atau rancangan.

Baca juga: Turki Abaikan Ancaman Sanksi AS, Hubungan Dagang Dengan Rusia Akan Terus Berlanjut

Bukan hanya kelompok bisnis yang mendapat manfaat dari hubungan dekat Arab Saudi dengan China.

Wadah pemikir Arab Saudi King Abdullah Petroleum Studies and Research Center menandatangani Nota Kesepahaman dengan Lembaga Riset Ekonomi dan Teknologi China.

Dimana, akan bertukar informasi seputar energi, ekonomi, dan perubahan iklim.

Di bawah ketentuan MoU, kedua entitas akan bekerja sama untuk memungkinkan pertukaran penelitian dan menghasilkan wawasan yang dapat ditindaklanjuti.

Beberapa bidang kepentingan bersama yang akan diprioritaskan sebagai topik penelitian antara lain energi, ekonomi, perubahan iklim, keberlanjutan, transisi, produktivitas, hidrogen dan penangkapan karbon.

MoU sejalan dengan misi KAPSARC untuk memanfaatkan penelitian terapan dan inovasi untuk mendorong dan mendorong sektor energi global.

Sementara organisasi China tersebut berafiliasi dengan perusahaan minyak dan gas China National Petroleum Corporation.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved