Berita Lhokseumawe

Jadi Korban Penipuan di Myanmar, Kisah Warga Aceh Bekerja di Bawah Pengawasan Pasukan Bersenjata

RD harus bekerja setahun penuh karena perusahaan sudah mengeluarkan sejumlah biaya melalui agen untuk pengurusan dan pemberangkatan RD ke Myanmar

Editor: bakri
Jadi Korban Penipuan di Myanmar, Kisah Warga Aceh Bekerja di Bawah Pengawasan Pasukan Bersenjata - Kisah-Aceh-jadi-korban-penipuan-kerja-di-Myanmar_dikawal-orang-bersenjata.jpg
FOR SERAMBINEWS.COM
RD (27) warga Bireuen dan AF (33) warga Kota Lhokseumawe menjadi korban penipuan kerja di Myanmar berbatasan dengan Mae Sot Thailand sejak bulan Juli 2022 lalu. Dua warga Aceh Korban Penipuan Kerja saat tiba dan memberi keterangan di KBRI Thailand, yang ditangani langsung oleh Wakil Duta Besar RI Thailand, Sukmo Yuwono
Jadi Korban Penipuan di Myanmar, Kisah Warga Aceh Bekerja di Bawah Pengawasan Pasukan Bersenjata - kisah-warga-Aceh-jadi-korban-penipuan-kerja-di-Myanmar_2022.jpg
FOR SERAMBINEWS.COM
RD (27) warga Bireuen dan AF (33) warga Kota Lhokseumawe menjadi korban penipuan kerja di Myanmar berbatasan dengan Mae Sot Thailand sejak bulan Juli 2022 lalu

Daud mencoba berkomunikasi dengan RD via pesan whatsapp dengan penuh hati-hati dan isyarat-isyarat untuk menghindari pengawasan pihak perusahaan.

Secara singkat, RD menceritakan bahwa dirinya bersama AF, warga Lhokseumawe telah tertipu ditawari pekerjaan yang menjanjikan di sebuah perusahaan di Thailand.

Ia tergiur iming-iming warga Malaysia yang ia kenal melalui Facebook.

Janjinya RD dan AF akan bekerja sebagai marketing di sebuah kantor di Thailand dengan gaji Rp 15 juta per bulan.

RD dan AF menjadi yakin setelah warga Malaysia tersebut mengirim sejumlah uang untuk pengurusan paspor, tiket dan akomodasi perjalanan, hingga RD dan AF berangkat ke Thailand pada pertengahan Juli 2022 lalu.

Namun sesampai di Thailand, RD dan AF dijemput oleh pria berperawakan mafia dan langsung diberangkatkan ke wilayah Mae Sot Thailand.

Selanjutnya masuk ke wilayah negara Myanmar melalui hutan dan menyeberangi sungai perbatasan Thailand-Myanmar.

Baca juga: Dua Habib Ajak Warga Aceh Hadiri Aceh Bershalawat Malam Ini di Masjid Raya

RD juga membenarkan cerita ibunya tentang perusahaan tempatnya bekerja yang dijaga ketat oleh petugas bersenjata lengkap dan harus membayar denda jika hendak keluar dari perusahaan tersebut.

Daud lalu mengarahkan RD dan AF untuk memohon kepada pihak perusahaan mengizinkan dirinya keluar dari perusahaan, bahkan bila perlu menipu pihak perusahaan dengan berbagai alasan.

Sebab jika Haji Uma meminta bantuan KBRI Myanmar, dikhawatirkan akan membahayakan keberadaan RD dan AF.

Sementara jika membayar denda, itu juga belum dapat menjamin RD dan AF akan diizinkan pulang.

Atas berbagai upaya komunikasi, tepatnya 5 Desember 2022 pihak perusahaan mengizinkan RD dan AF untuk keluar dari perusahaan tersebut dan mengantar mereka ke perbatasan Myanmar dengan Mae Sot, Thailand.

Mendengar hal itu, Haji Uma langsung menyurati KBRI Thailand dan Direktur Perlindungan WNI dan Bantuan Hukum Kementerian Luar Negeri untuk memberikan perlindungan khusus terhadap warga Aceh tersebut.

Namun di Mae Sot, KBRI tidak memiliki kantor perwakilan yang dapat memberi perlindungan langsung kepada mereka.

KBRI mengarahkan RD dan AF untuk melakukan perjalanan ke Bangkok, jarak antara Mae Sot ke Bangkok berkisar 7 jam perjalanan darat via bus.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved