Berita Aceh Tamiang
Hadapi Ancaman Krisis Pangan, Sumatera Utara akan Tiru Pertanian Organik Aceh Tamiang
Perluasan metode ini diyakini sebagai solusi paling tepat, untuk menghadapi ancaman krisis pangan.
Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Nurul Hayati
Perluasan metode ini diyakini sebagai solusi paling tepat, untuk menghadapi ancaman krisis pangan.
Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang
SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Sumatera Utara akan meniru konsep pengembangan padi organik yang telah dilakukan Aceh Tamiang.
Perluasan metode ini diyakini sebagai solusi paling tepat, untuk menghadapi ancaman krisis pangan.
Hal ini disampaikan Ketua Komisi B DPRD Sumatera Utara, Ahmad Fauzan Daulay ketika mengunjungi lahan pertanaian padi organik di Karangbaru, Aceh Tamiang, Kamis (15/12/2022).
Fauzan datang bersama sejumlah anggota Komisi B lainnya, di antaranya Ahmad Hadian, Syahrul Siregar, Akhiruddin dan pihak Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Utara.
"Kunjungan kami ini dalam rangka meihat langsung pertanian di daerah ini, informasi yang kami terima pengembangan budidaya padi organik di sini sangat baik,” kata Fauzan.
Setelah melihat dan bertemu langsung dengan petani, Fauzan pun mengakui kalau konsep yang dilakukan Aceh Tamiang sudah sangat baik.
Dia pun semakin yakin, untuk mendorong Pemprov Sumatera Utara lebih mengintensifkan pertanian organik.
Manfaat pertanian organik diungkapnya sangat banyak, misalnya produksi lebih tinggi dan kualitas tanah terjaga.
Baca juga: Bantu 67 Kelompok Tani di Aceh Tengah, Muhammad Ridwan Serahkan 12 Ton Pupuk Organik Cair
“Kami lihat di sini, hasil produksinya lebih tinggi dari konvensional dan semuanya sudah organik, termasuk pestisida organik,” ungkapnya.
Fauzan mengakui kehadiran mereka di Aceh Tamiang buntut dari belum berkembangnnya Pertanian Go Organic yang di-launching Pemprov Sumatera Utara, dua bulan lalu.
“Sebenarnya Sumatera Utara sudah launching, tapi masih ada kendala, masih tertunda. Dari sini kami dapat banyak pelajaran,” sambungnya.
Anggota Komisi B DPRD Sumatera Utara, Syaharul Ependi SIregar menambahkan konsep padi organik ini juga solusi pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional.
Sementara Akhiruddin memastikan Komisi I DPRD Sumatera Utara akan membawa hasil kunjungan ke Aceh Tamiang ini, untuk dibahas lebih intensif dengan Pemerintah Sumatera Utara.
“Kami akan mendorong Pemerintah Provinsi Sumatera Utara betul-betul merancang konsep yang baik. Kami siap membantu, karena ini memang harus dikerjakan bersama,” ujarnya.
Baca juga: Tamiang Hidupkan Kembali Gerakan Tanam Padi Organik
Kasi Perbenihan dan Standarisai Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Utara, Mugiono menambahkan saat ini budidaya padi organik di Sumatera Utara telah dipusatkan di Serdangbedagai dan Deliserdang.
Namun diakuinya, pengelolaannya belum sebaik Aceh Tamiang.
“Ke depan kami akan lebih menggalakkan organik, ini jelas lebih sehat,” ungkapnya.
Selama melakukan kunjungan, rombongan Komisi B DPRD Sumatera Utara ini didampingi Kabid Produksi dan Perlindungan Tanaman Pangan Distanbunak Aceh Tamiang, Muhammad Yunus.
Yunus menjelaskan dua kelompok tani yang mendapat sertifikat organik, yakni Tani Jaya di Kampung Tanahterban dan Tani Seurasi di Kamung Pahlawan yang mengelola lahan 20 hektare.
Dia memastikan jumlah ini akan bertambah mengingat sudah ada empat koperasi lain yang telah memulai tanam padi organik di lahan 80 hektare, yakni Poktan Bersama Jaya dan Sumber Rezeki di Kampung Matangcincin, dan Poktan Paya Raja Paya Rahat di Kecamatan Bandamulia.(*)
Baca juga: Aceh Tamiang Hidupkan Kembali Gerakan Tanam Padi Organik, Pemkab akan Beri Bantuan Pupuk