Bursa Capres
Anies Baswedan Mengepung Pulau Jawa
Prof Dr Ir Ahmad Humam Hamid Msc mengatakan, safari politik Anies Baswedan ke sejumlah daerah adalah hal biasa karena status dia bukan calon presiden
BANDA ACEH - Guru Besar Universitas Syiah Kuala (USK), Prof Dr Ir Ahmad Humam Hamid Msc mengatakan, safari politik Anies Baswedan ke sejumlah daerah adalah hal biasa karena status dia bukan calon presiden yang sudah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
“Orang datang lalu bicara dan belum berstatus apa-apa.
Kemudian diojok-ojok dan ditakut-takuti maka jadilah hal yang luar biasa.
Bagi Anies ini menurut saya bukanlah sesuatu hal yang baru lagi,” ujarnya dalam Podcast ’30 Menit Bersama Tokoh’, Senin (19/12/2022).
Program yang mengangkat tema “Mengapa Anies Baswedan Ditakuti?” ini dipandu langsung oleh News Manager Serambi Indonesia, Bukhari M Ali yang tayang secara langsung di Youtube dan Facebook Serambinews.com.
Prof Humam mengatakan, penolakan Anies di berbagai daerah merupakan hal yang wajar dan lumrah dalam kehidupan demokrasi.
Namun menariknya, pola penolakan tersebut hampir-hampir mirip di satu daerah dengan daerah lainnya.
“Kalau saya mengatakan adalah hak orang untuk tidak suka.
Tetapi ada sebuah pola yang berjalan, itu juga wajar tapi patut diwaspadai dan dicermati,” terangnya.
Terkait Koalisi Perubahan, Guru Besar USK itu tidak menaruh keraguan sama sekali terkait Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang diisukan akan meninggalkan koalisi tersebut.
Menurutnya, ini adalah bagian dari sandiwara besar Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh.
Baca juga: Guru Besar USK : Anies Baswedan Mengepung Pulau Jawa, Surya Paloh Mainkan Sandiwara
Baca juga: Bantah Tudingan Anies Baswedan, Jubir Muda PKB: Dia Merasa Paling Hebat
Dia menduga, Surya Paloh bersama Dewan Syuro PKS dan SBY telah merancang agenda seperti ini, sehingga memunculkan berbagai persepsi di masyarakat yang pada akhirnya akan memanaskan suhu politik.
“Dan itu adalah gorengan yang paling luar biasa menjelang bulan-bulan pendaftaran kandidat.
Jadi bagaimana membuat berita itu berkeliaran menunggu hari-hari itu.
Jadi tidak pernah berhenti media-media menulis tentang Anies,” tuturnya.
Dikatakannya, apa yang terjadi hingga hari ini bahwa Anies bukan berbicara lagi tentang menang atau kalah, tapi dia sudah mengepung Pulau Jawa.
Elektabilitas bakal capres usungan NasDem itu unggul di tiga dari lima provinsi yang disurvei poltracking, periode 26 November hingga 2 Desember 2022.
Elektabilitas Anies di DKI Jakarta mencapai 49,6 persen, Jawa Barat 36,3 persen dan Banten 47,6 persen.
Dia hanya mendapatkan 9 persen di Jawa Tengah dan 19,6 persen di Jawa Timur.
Diakhir, Prof Humam mengatakan, Anies Baswedan akan menjadi sosok yang diperhitungkan dalam kontestasi politik di 2024 mendatang.
“Jadi kebesaran Anies itu tidak lain daripada kepanikan dan kreh-kroh.
Kalau mau membuat Anies ini tidak hebat ya tidak usah peduli,” pungkasnya. (ar)
Baca juga: Anies Akui Keliling Daerah untuk Dengar Suara Rakyat
Baca juga: Mengapa Umat PPP Harus Pilih Anies