Internasional

Kekerasan Dalam Rumah Tangga dan Pembunuhan Wanita Terus Meningkat di Afghanistan

Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan pembunuhan wanita dilaporkan meningkat di Afghanistan.

Editor: M Nur Pakar
AFP/File
Wanita Afghanistan melakukan protes di universitas pada Oktober 2022 setelah mahasiswi dikeluarkan dari asrama kampus 

Saa itu interpretasi Islam yang ekstrim membuat perempuan dan anak perempuan dilarang dari pendidikan dan kehidupan publik, dan penindasan yang meluas terhadap kebebasan berekspresi.

Namun, saat kembali berkuasa, rezim menerapkan kembali banyak pembatasan seperti itu.

Sehingga, melenyapkan kemajuan sederhana selama dua dekade dalam hak-hak perempuan dan pembangunan kelembagaan negara.

“Menyakitkan untuk mengatakannya, tetapi keputusan ini tidak terlalu mengejutkan,” kata Kugelman.

“Selama berbulan-bulan, Taliban telah menerapkan kembali banyak kebijakan mereka yang paling kejam dari tahun 1990-an, jadi ini hanyalah langkah terbaru," jelasnya.

Baca juga: Sekjen PBB Kecam Taliban, Melarang Anak Perempuan Sekolah, Akan Memperburuk Masa Depan Negara

"Tetapi, sangat traumatis bagi perempuan dan anak perempuan Afghanistan dari strategi berkelanjutan mereka untuk memaksakan ideologi yang mengerikan ke seluruh masyarakat,” katanya.

Taliban awalnya berjanji untuk melunakkan sikapnya yang lebih ekstrem, dengan mengatakan akan menghormati kewajiban hak asasi manusia, termasuk kewajiban perempuan.

Namun demikian, hanya sebulan setelah kembali berkuasa, rezim memberlakukan pintu masuk dan ruang kelas universitas yang dipisahkan berdasarkan jenis kelamin.

Bahkan, mengenakan jilbab sebagai bagian dari aturan berpakaian wajib.

Kemudian, pada 23 Maret tahun ini, ketika sekolah menengah perempuan dijadwalkan dibuka kembali, Taliban tiba-tiba membatalkan arahan tersebut, melarang puluhan ribu gadis remaja untuk mengenyam pendidikan.

Anak perempuan usia sekolah dasar, setidaknya untuk saat ini, masih diperbolehkan mengenyam pendidikan hingga kelas enam.

Pada Mei 2022, pemimpin tertinggi Taliban Hibatullah Akhundzada memerintahkan wanita untuk sepenuhnya menutupi diri mereka, termasuk wajah mereka, di depan umum.

Bahkan, harus tetap di rumah, dan hanya melakukan perjalanan antar kota dengan pendamping pria.

Pada November 2022, arahan baru melarang perempuan memasuki taman, pasar malam, pusat kebugaran, dan pemandian umum.

Baca juga: Bilawal Bhutto Kecewa Dengan Keputusan Taliban, Anak Perempuan Afghanistan Akan Alami Kemunduran

Ada pesan yang bertentangan dari pejabat tinggi mengenai pendidikan perempuan dan anak perempuan.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved