Kupi Beungoh

Mengembalikan Bioskop di Aceh Pasca 18 Tahun Tsunami

Seiring perkembangan film Indonesia, bioskop mulai tumbuh hingga hampir seluruh Aceh. Seperti di Banda Aceh ada Pas 21, Gajah Theater, Merpati Theater

Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/FOR SERAMBINEWS.COM
Eva Hazmaini merupakan Sekretaris Yayasan Aceh Bergerak aktif dalam dunia multimedia terutama dalam memproduksi film-film bertemakan kearifan lokal di Aceh. 

Oleh Eva Hazmaini*)

Di era Kolonialisme Belanda, salah satu bioskop yang sangat terkenal yaitu Atjeh Bioscop, berada di Kutaraja sebutan lain untuk Kota Banda Aceh. Atjeh Bioscop merupakan bioskop tertua di Aceh yang pernah dibangun Belanda. Bioskop ini kemudian diubah menjadi Eiga Heikyusya saat Jepang berkuasa. Di saat kemerdekaan bioskop ini diganti nama dengan Garuda Theatre. Nama tersebut langsung diberikan oleh Presiden Republik Indonesia pertama, Sukarno pada saat menyampaikan pidato politik tentang revolusi nasional di hadapan pejabat sipil dan militer, tokoh masyarakat dan pemuda Aceh.

Seiring perkembangan film Indonesia, bioskop mulai tumbuh hingga hampir seluruh Aceh. Seperti di Banda Aceh ada Pas 21, Gajah Theater, Merpati Theater, Banda Theater dan Garuda Theater. Begitu juga di Lhokseumawe, kota petro dollar menjadi daerah yang sangat heterogen memiliki beberapa bioskop. Salah satu bioskopnya Puspa, gedung yang menyimpan rekam jejak perfilman Indonesia. Kehadiran bioskop di Aceh mampu mengubah cara pandang serta kebiasaan masyarakat Aceh.

Deretan Film yang Masih Tayang di Bioskop, Siap Temani Akhir Pekan Anda

Di saat konflik mendera Aceh, satu persatu bioskop mulai tutup. Konflik antara TNI dengan GAM membuat banyak orang ketakutan, bukan saja dirasakan oleh warga, tapi para pemilik bioskop. Kondisi tidak aman ini membuat bioskop-bioskop tak lagi beroperasi. Puncaknya pada tahun 2000, awal film-film karya sineas Indonesia maupun luar negeri sudah tak dapat diputar. Padahal, waktu itu bioskop sedang marak-maraknya tumbuh di Nusantara.

Beberapa bioskop yang pernah ada di Banda Aceh
Beberapa bioskop yang pernah ada di Banda Aceh (net)

Penutupan bioskop juga dilatarbelakangi dengan adanya dorongan dari kelompok yang kontra terhadap kehadiran bioskop di Aceh karena dianggap bertentangan dengan penerapan syariat Islam. Walau di dalam hukum syariat Islam tidak ada aturan yang mengatur tentang bioskop.

 Pasca tsunami 2004, seluruh bioskop di Aceh tutup total. Banyak anak-anak di Aceh yang lahir di era tahun 2000-an tidak dapat menikmati bioskop. mereka hanya bisa menikmati tontonan film melalui televisi serta media sosial.

Harus ke Medan

Jika merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Bioskop merupakan gedung pertunjukan film cerita. Maka dapat dipahami bahwa bioskop merupakan ruang bagi para sineas untuk menampilkan karya kreatif dan inovatif untuk ditampilkan kepada publik.

Yuk Nonton Film, Ada 18 Film Karya Sineas Aceh Diputar Sabtu dan Minggu ini di Indoor Taman Budaya

Namun pada kenyataannya, di Aceh sendiri kini tak ada ruang yang khusus digunakan sebagai lokasi pemutaran film.

MAXstream berkolaborasi dengan rumah produksi Viera dan PT Melon Indonesia merilis film orisinal berjudul “Mengejar Surga” yang akan tayang perdana di bioskop Tanah Air mulai 26 Mei 2022.
MAXstream berkolaborasi dengan rumah produksi Viera dan PT Melon Indonesia merilis film orisinal berjudul “Mengejar Surga” yang akan tayang perdana di bioskop Tanah Air mulai 26 Mei 2022. (Foto: Telkomsel)

Ironisnya, bagi yang hobi menonton, tak jarang setiap minggu, warga Aceh memilih ke Provinsi paling dekat yaitu Medan untuk bisa menikmati berbagai genre film di Bioskop. Walau menghabiskan waktu hingga satu hari tak menyurutkan penikmat film bioskop untuk bisa menonton film-film terbarunya.  

Akhir pekan, banyak warga Aceh yang pergi ke Medan untuk menonton film di bioskop. di Kota Medan, banyak ragam pilihan bioskop yang memutar beragam film terbaru. Ada juga warga sambil berbelanja serta mencari kebutuhan untuk ke Medan. Waktu tersebut dimanfaatkan untuk menonton film di bioskop.

Alhasil, jika dilihat dari segi ekonomi, pendapatan daerah dari sektor pariwisata yang harusnya masuk ke PAD namun justru masuk ke PAD provinsi lain.

Produksi film

Meski tak memiliki ruang pertunjukkan, nyatanya para pembuat film malah lebih subur tumbuh di Aceh dibanding di wilayah lain di Indonesia. Para sineas banyak memproduksi film baik itu film fiksi, animasi maupun dokumenter. Walau tidak memiliki bioskop, komunitas-komunitas film juga berkembang, ini bentuk respons dalam bersinema.

Salah satunya komunitas Aceh Bergerak yang konsen terus merespons ketiadaan bioskop. Sejak 2018 lalu komunitas ini mulai aktif memproduksi beberapa film sebagai media untuk mempromosikan sejarah, destinasi wisata, kearifan lokal serta edukasi kubencanaan. Seperti tahun lalu, Aceh Bergerak berhasil memproduksi film yang berjudul Ajarkan Aku tentang Aceh yang mengajarkan tentang mitigasi kebencanaan.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved