Internasional

Elon Musk Sediakan 100 Terminal Internet Starlink di Iran, Atasi Penutupan Internet Bagi Demonstran

CEO SpaceX, Elon Musk telah menyediakan 100 terminal Internet Starlink di Iran.

Editor: M Nur Pakar
()
Jaringan internet broadband satelit Starlink dari SpaceX 

SERAMBINEWS.COM, SAN FRANCISCO - CEO SpaceX, Elon Musk telah menyediakan 100 terminal Internet Starlink di Iran.

Taipan itu telah berjanji untuk membawa jaringan Internet satelit ke negara itu pada September 2022.

Seusai otoritas Iran memberlakukan pembatasan akses yang semakin ketat.

dDalam gerakan yang disebut aktivis sebagai kampanye untuk membatasi informasi tentang protes yang telah pecah secara nasional.

"Mendekati 100 Starlinks aktif di Iran," cuit Musk, Senin (26/12/2022).

Starlink memiliki lebih dari 2.000 satelit kecil yang mengorbit hanya beberapa ratus kilometer di atas Bumi, menyediakan akses Internet bagi pengguna di bawah.

Terminal berbasis darat kemudian disambungkan ke router dasar yang membuat titik WiFi kecil.

Baca juga: Elon Musk Minta Pemerintah AS Buatkan Pengecualian Sanksi, Izinkan Jaringan Satelit Starlink

Awal tahun ini, miliarder kontroversial Musk memperoleh status pahlawan di Ukraina setelah mengirim ribuan terminal Starlink ke negara itu pada hari-hari setelah invasi Rusia.

Ukraina sekarang memiliki 20.000 receiver putih kecil di seluruh negeri.

Pesan Musk telah diposting sebagai tanggapan terhadap seorang pengguna yang videonya menurut mereka diambil di jalan-jalan Iran.

Di mana sekarang ada lebih banyak kebebasan bagi para wanita untuk memilih apakah mereka menutupi rambut mereka atau tidak.

Unggahan itu tampaknya merujuk pada protes yang melanda Iran dan dunia setelah kematian perempuan Iran-Kurdi berusia 22 tahun, Mahsa Amini, pada September 2022.

Iran telah melakukan tindakan keras dengan menangkap sekitar 14.000 orang, menurut PBB, dan membunuh 469 pengunjuk rasa menurut Hak Asasi Manusia Iran (IHR) yang berbasis di Norwegia.

Baca juga: Ukraina Terima Terminal Akses Internet Starlink dari SpaceX, Jaringan Berbasis Satelit

Badan keamanan utama negara itu pada awal Desember menyebutkan korban tewas lebih dari 200 orang, termasuk petugas keamanan.

Pihak berwenang telah membatasi akses ke Instagram dan WhatsApp hingga musim gugur ini layanan media sosial tanpa filter terakhir yang tersisa.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved