Ferdy Sambo Ungkap Putri Candrawathi Tidak Terima Dilibatkan dalam Skenario Tewasnya Brigadir J
Ferdy Sambo mengungkapkan istrinya Putri Candrawathi mengamuk saat diberitahu terlibat skenario tewasnya Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Terdakwa pembunuhan berencana Ferdy Sambo mengungkapkan istrinya Putri Candrawathi mengamuk saat diberitahu terlibat skenario tewasnya Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J di Duren Tiga.
Kesaksian tersebut disampaikan Ferdy Sambo saat menjadi saksi untuk terdakwa kasus perintangan penyidikan Hendra Kurniawan, Agus Nurpatria, dan Arif Rachman di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (5/1/2023).
"Tanggal 9 Juli bangun tidur saya sampaikan skenario (Tewasnya Brigadir J) kepada istri. Makannya istri saya ngamuk 'kenapa kamu libatkan saya dari awal saya sudah bilang tidak mungkin ini saya ceritakan, saya sampai di BAP segala'," kata Ferdy Sambo menirukan perkataan Putri Candrawathi.
Lalu Ferdy Sambo mengungkapkan tidak mungkin dirinya menarik laporan yang telah dibuat.
"Tidak mungkin saya menarik kembali menarik laporan saya ke Kapolri, anggota juga sudah diperiksa," cerita Ferdy Sambo.
Kemudian Ferdy Sambo mengungkapkan istrinya masih tidak terima dilibatkan dalam skenario tewasnya Brigadir J.
"Dia tetap tidak terima 'kita sudah sepakat bahwa ini harus kita selesaikan malam kok kamu malah seperti ini,'" sambungnya.
Melihat respon dari istrinya tersebut Ferdy Sambo bercerita dia langsung menghubungi Hendra Kurniawan.
"Akhirnya saya telepon Hendra waktu itu pagi-pagi. Bro nanti penanganannya di Paminal saja karena ini menyangkut Mbak mu. Sekalian tolong cek CCTV karena saat itu saya belum fokus dan saya kira CCTV di luar tidak ada masalah," katanya.
Baca juga: Soal Perintah Hajar Chad bukan Perintah Tembak, Bharada E: Sambo Tanya Sudah Isi Senjatamu?
Ferdy Sambo pun mengaku dirinya terlalu percaya diri bahwa skenario yang dibuatnya soal kematian Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J bisa berjalan mulus.
Diketahui, Ferdy Sambo membuat skenario kematian Brigadir J lantaran tembak menembak dengan Bharada Richard Eliezer alias Bharada E di rumah dinasnya di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan pada 8 Juli 2022 lalu.
Sambo menjelaskan dirinya semakin percaya diri karena sempat melibatkan 4 unit satuan kerja di Korps Bhayangkara untuk membantu penyidikan dalam kasus tersebut.
Empat unit itu adalah Polres Jakarta Selatan, Provos Propam Polri, Paminal Propam Polri dan Bareskrim Polri.
"Saya waktu itu terlalu percaya diri. Karena saya menganggap dengan hadirnya Propam, tembak menembak antara anggota, Polres olah TKP, Bareskrim ini karena melibatkan anggota Mabes Polri jadi dia bisa membackup," kata Sambo.
Lalu, Majelis Hakim PN Jakarta Selatan bertanya maksud percaya diri yang disampaikan oleh Sambo. Lalu, Eks Kadiv Propam itu menyatakan dirinya sempat percaya diri bahwa skenarionya bisa berjalan mulus.
Jaksa Penuntut Umum Banding Kasus Pembunuhan Mahasiswa di Jeulingke |
![]() |
---|
Detik-detik Iwan Gorok Siska hingga Tewas, Tuduh Kekasihnya Selingkuh, Pelaku Terancam Hukuman Mati |
![]() |
---|
Siska Maharani Tewas Dibunuh Kekasihnya M Riduan, Korban Sempat Teriak: Lo Gak Sayang Lagi Sama Gua |
![]() |
---|
Dihukum 20 Tahun Penjara, Terdakwa Pembunuhan di Jeulingke Ajukan Banding |
![]() |
---|
Bunuh Kekasihnya Siska, Iwan Tulis Status WhatsApp: 'Tak Ada yang Bisa Memisahkan Kita Kecuali Maut' |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.