Internasional
Militan Al-Shabab Ingin Berdamai Saat Digempur, Minta Negoisasi Dengan Pemerintah Somalia
Pemerintah Somalia mengklaim kelompok ekstremis Al-Shabab untuk pertama kalinya meminta negosiasi.
SERAMBINEWS.COM, MOGADISHU - Pemerintah Somalia mengklaim kelompok ekstremis Al-Shabab untuk pertama kalinya meminta negosiasi.
Hal itut terjadi di tengah serangan militer yang digambarkan pemerintah sebagai perang total.
Tidak ada pernyataan langsung dari Al-Shabab, afiliasi Al-Qaeda yang selama lebih dari satu dekade telah melakukan pengeboman besar-besaran di ibu kota Somalia.
Bahkan, menguasai bagian-bagian wilayah tengah dan selatan negara itu.
Sehingga, mempersulit upaya membangun kembali wilayah yang dulunya negara gagal setelah puluhan tahun konflik.
"Al-Shabab meminta membuka negosiasi dengan pemerintah Somalia, tetapi ada dua kelompok di dalam Al-Shabab," kata Wakil Menteri Pertahanan Abdifatah Kasim kepada wartawan di Mogadishu.
Baca juga: Tentara Somalia Berhasil Bebaskan Hotel dari Militan Al-Shabab, Seorang Warga Inggris Tewas
“Bagian pertama orang asing, dan bagian kedua orang lokal Somalia," jelasnya.
"Penduduk setempat itu memiliki kesempatan untuk membuka negosiasi," katanya.
"Tetapi orang asing yang menginvasi negara kita tidak berhak untuk berbicara," tambahnya.
"Satu-satunya pilihan adalah kembali ke tempat asal mereka,” tegasnya.
Wakil Menteri Pertahanan menambahkan Somalia siap menerima mereka, karena bersedia menyerahkan diri kepada pemerintah Somalia.
Tetapi, harus mengikuti instruksi pemerintah, berintegrasi kembali dengan masyarakatn atau menghadapi Tentara Nasional Somalia di garis depan.
Baca juga: Menteri Somalia Selamat, Melarikan dari Pintu Belakang Hotel, Sebelum Bom Bunuh Diri Meledak
Ini menjadi pertama kalinya pemerintah federal Somalia mengatakan kelompok ekstremis itu meminta pembicaraan.
Pada September 2022, selama kunjungan AS, Presiden Hassan Sheikh Mohamud mengatakan tidak mau bernegosiasi.
Dia menekankan siap untuk berbicara dengan mereka dan telah mengirimkan pesan tentang hal itu.
Trump Frustasi dengan Putin, Jengkel karena Terus Membunuh di Ukraina, Pertimbangkan Lagi Sanksi |
![]() |
---|
Tarif AS Naik Lagi! Perang Dagang Jilid Dua di Depan Mata? China Ultimatum Amerika dan Sekutunya |
![]() |
---|
Trump Ancam Hukum Negara Pendukung BRICS, Siap-Siap Dihantam Tarif 10 Persen! Indonesia Termasuk! |
![]() |
---|
Ironis, Serukan Berhenti Perang, AS Justru Jual Senjata dan Bom ke Israel untuk Membunuh di Gaza |
![]() |
---|
Harga Minyak Dunia Naik Lebih dari 1 Persen Usai Gencatan Senjata Iran-Israel |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.