Internasional

Militan Al-Shabab Ingin Berdamai Saat Digempur, Minta Negoisasi Dengan Pemerintah Somalia

Pemerintah Somalia mengklaim kelompok ekstremis Al-Shabab untuk pertama kalinya meminta negosiasi.

Editor: M Nur Pakar
AP
Militan al-Shabab bersenjata naik pikap saat bersiap melakukan perjalanan ke ibu kota Mogadishu, Somalia pada 8 Desember 2008. 

Al-Shabab berjumlah beberapa ribu pejuang, termasuk orang asing yang tidak diketahui jumlahnya, baik dari negara-negara regional seperti negara tetangga Kenya dan sekitarnya.

Ekstremis telah melakukan beberapa serangan tingkat tinggi selama bertahun-tahun di Kenya, termasuk di ibu kota, Nairobi, dan di pangkalan militer yang digunakan oleh AS.

Al-Shabab telah lama berupaya memberlakukan undang-undang yang ketat di Somalia dan berupaya menarik pasukan asing yang beroperasi di negara Tanduk Afrika itu.

Baca juga: Putra Mahkota Arab Saudi Terima Kunjungan Pemimpin Arab, Dari Perdana Menteri Lebanon Sampai Somalia

AS memiliki kehadiran militer di Somalia untuk memerangi para ekstremis, bersama dengan Turki dan pasukan multinasional Uni Afrika.

Presiden Somalia setelah terpilih tahun lalu melancarkan serangan militer terhadap Al-Shabab dengan dukungan beberapa milisi lokal yang telah mendapatkan kembali kendali atas beberapa komunitas dari para ekstremis.

Presiden dalam pidato Tahun Baru berjanji untuk melenyapkan Al-Shabab.

Para ekstremis, di bawah tekanan karena pemerintah berupaya memeras sumber pembiayaannya.

Sebuah pemboman Oktober 2022 di persimpangan sibuk di Mogadishu menewaskan sedikitnya 120 orang.

Kemudian, sepasang pemboman di sebuah wilayah di jantung serangan pemerintah menewaskan sedikitnya 35 orang.(*)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved